Pasca dipecat dari koordinator juru bicara, Ruhut Sitompul (Poltak) menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudoyono (SBY), Kedatangannya disuguhi 7 poin penting bagaimana sikap dia termasuk kader yang lain harus mengikuti instruksi SBY sebagai berikut :
1. Tetap aktif dan kritis di Komisi III DPR, terutama dalam penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan komunikatif dengan Ketua Fraksi Demokrat
2. Lebih aktif dalam jabatan sebagai Kordinator Polhukam. Ketua departemen harus lebih digalakkan.
3. Mengimplementasikan sikap politik Partai Demokrat non-blok tidak masuk koalisi. Maksud beliau dukung kebijakan pemerintah yang tepat dan pro rakyat. Kami berada ditengah, yang baik dukung, kritisi kebijakan pemerintah dengan solusi
4. Menyangkut isu politik yang sangat sensitif dan berkaitan dengan posisi, Partai Demokrat harus lebih memahami posisi Partai Demokrat . Pak Ruhut kalau ada apa-apa langsung telpon saya (SBY).
5. Berkaitan dengan pernyataan kembali kepengurusan ke depan, tim jubir akan langsung dipimpin Pak SBY.
6. Ke depan Ruhut harus lebih fokus untuk melaksanakan tugas empat poin tadi. Saya berharap Ruhut tetap kritis dan aktif dengan sikap kebijakan Ketum. Jika ingin ada yang ingin dikonfirmasikan, agar langsung hubungi ketum, sekjen dan ketua fraksi.
7. Untuk dilaksanakan dan sukses selalu.(sumber: topiktrend.com)
Bagaimana sikap partai Demokrat yang harus dijalankan oleh para kadernya menimbulkan pertanyaan. Apa tujuan sesungguhnya ? Apakah tidak cukup hanya sebatas pemecatan Poltak sebagai koordinator juru bicara kemudian harus menambah poin-poin diatas tersebut.
Beredar beberapa alasan yang menyebabkan poltak dipecat :
- Sikap kerasnya terhadap operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Putu suardika
- Mendukung Ahok di Pilgub DKI Jakarta
Alasan pemecatan yang lebih tepat dan masuk akal adalah akibat mendukung Ahok daripada sikapnya selama ini yang selalu menyuarakan pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK terutama kasus korupsi yang menimpa teman sejawatnya sesama kader Demokrat.(sumber: suryaberita.com)
Walaupun dukungannya terhadap Ahok bersifat pribadi namun beberapa petinggi partai Demokrat “anti Ahok” yang masuk dalam ring “berpengaruh” SBY merasa gerah karena pernyataan-pernyataan Poltak bisa mempengaruhi arah partai terutama menghadapi Pilgub DKI.
Melihat 7 poin dari SBY yang dibeberkan Si Poltak, sikap partai terhadap Poltak tidak akan berhenti begitu saja. Tentu ada kaitan dengan Pilgub DKI dan akan berlanjut terus hingga partai Demokrat mengambil sikap politiknya apakah akan mendukung Cagub DKI selain Ahok atau tetap diposisi netral atau penyeimbang.
Secara history hubungan Ahok dengan Demokrat terutama dengan SBY jauh sekali. Belum pernah sekalipun mereka bertemu dalam kegiatan apapun. Ini bisa menjadi satu pertimbangan kuat, Ahok tidak akan didukung Partai Demokrat kecuali Ahok datang menemui SBY sambil membawa segepok uang mahar.
Ada tujuan tertentu partai Demokrat untuk menyingkirkan Poltak secara (hukum partai), terlebih beberapa kali Poltak diingatkan tidak boleh asal bersikap tanpa kebijakkan partai.
Adanya kejadian pemecatan mendadak melalui SMS karena alasan Poltak mendukung Ahok, maka dipastikan partai Demokrat akan mengusung atau mendukung Cagub DKI Jakarta mendatang ?
Jika Demokrat mengambil sikap di Pilgub DKI Jakarta sebagai berikut :
A.Penyeimbang “Netral”
Kebiasaan yang dilakukan Demokrat sebagai “penyeimbang” tidak mendukung calon manapun seperti yang dilakukannya di Pemilihan Presiden 2014, akankah berlanjut di Pilgub DKI ?
Seandainya Demokrat mengambil posisi penyeimbang, maka kader Demokrat bebas untuk mendukung Cagub DKI Jakarta, termasuk dukungan Poltak terhadap Ahok. Artinya, tidak ada sanksi partai terhadap kadernya yang mendukung calon A atau pun calon B lainnya.
Maka posisi Si Poltak aman, bebas hambatan mendukung Ahok seperti jalan tol. Bahkan Si Poltak akan semakin tancap gas mengkampanyekan Ahok, tentu akan menambah panas tensi para petinggi partai Demokrat. Ora sudi….
Jadi, fungsi 7 poin milik SBY diatas tidak ada manfaatnya sama sekali. Wajar Si Poltak mengatakan kalau SBY tidak mempermasalahkan dirinya mendukung Ahok.
B.Mengusung atau Mendukung Cagub Selain Ahok
Melihat sikap partai Demokrat berkaitan pemecatan Si Poltak, arahnya lebih condong sebagai pengusung atau pendukung Cagub DKI Jakarta selain Ahok sebagai jalan untuk memecat Si Poltak secara legal.
Jika Demokrat mengusung atau mendukung Cagub DKI maka Demokrat melalui SBY selaku juru bicara merangkap ketua umum dan ketua dewan “syuro” partai akan terjun langsung melakukan jumpa pers kemungkinan dengan dua sesi.
Sesi Pertama, mengumumkan keputusan partai, gambaran isinya seperti ini “Demokrat memutuskan mendukung Cagub B, maka setiap kader harus patuh dan taat perintah partai termasuk poin-poin sebelumnya yang pernah saya sampaikan”
Sesi Kedua,Melaunching album terbaru minimal berisi 10 lagu ciptaan SBY. Semua penggemar berharap tema dan lirik-lirik lagunya bisa bervariasi tentang pemberantasan korupsi, tentang perasaan “ragu-ragu”, politik masa lalu, kisah hidup “kader” dipenjara, kesuksesan pemimpin dan lain sebagainya.
Paling ditunggu adalah siapa penyanyinya, semoga penyanyinya dari kadernya sendiri seperti Anas, Nazaruddin, Anggie, tidak ketinggalan termasuk Roy Suryo yang punya jiwa seni tinggi, sangat kreatif dan mahir mengaransemen lagu termasuk liriknya seperti lagu Indonesia Raya yang pernah dia nyanyikan secara spontan saat pertandingan sepakbola yang sempat disambut bak artis luar biasa heboh, meriah dan spektakuler. (sumber: merdeka.com)
Sikap Poltak dipastikan tidak akan berubah akan tetap mendukung Ahok walaupun Demokrat mengambil sikap mendukung Calon selain Ahok.
Apakah Demokrat akan mengambil langkah mendukung Cagub DKI selain Ahok ? kalau tujuannya ingin memecat Si Poltak maka Demokrat akan mengambil langkah itu. Jika Demokrat mengambil langkah “Penyeimbang” maka nasib Poltak aman, selamat, lancar sampai tujuan.
Kesimpulan akhirnya, Demokrat akan mengambil sikap mendukung atau mengusung Cagub DKI Jakarta mendatang sekaligus mengambil tindakkan terhadap Poltak dipecat secara permanen dengan alasan Poltak tidak mengindahkan keputusan partai dan termasuk 7 poin tersebut.
Jadi, fungsi 7 poin milik SBY diatas sangat bermanfaat sekali. Wajar Si Poltak mengatakan kalau SBY mengedepankan politik santun "tidak mempermasalahkan dirinya mendukung Ahok" tetapi dibelakang Poltak, SBY jadi politik "pecat" mencak-mencak.
Keputusan Demokrat tidak akan mempengaruhi sikap Poltak, justru dia siap dipecat dan partai lain akan rebutan untuk mengajaknya bergabung, apalagi selama ini Poltak termasuk politisi cukup bersih dan selalu menyuarakan “anti korupsi”, tentu ini akan menambah nilai plus.
Si Poltak pun tertawa dan melambaikan tangan “ Da..da…Demokrat…da..da…
Salam Da..da…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H