Mohon tunggu...
wara katumba
wara katumba Mohon Tunggu... pengusaha -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit)

Selanjutnya

Tutup

Politik

PDIP Milih Risma sebagai Cagub DKI, Loyalitas Djarot Sungguh Memilukan

6 Agustus 2016   13:24 Diperbarui: 6 Agustus 2016   20:42 2525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bataranews.com/masinton pasaribu, gallery4share.com/ilustrasi kambing - edited by wara katumba

Dengan mencalonkan Risma belum tentu akan terpilih, karena masyarakat Jakarta adalah masyarakat super sibuk, sehingga tidak ada waktu untuk mencari informasi tentang calon lain.

Mereka hanya tahu Ahok Gubernur DKI Jakarta, keluar dari rumah ingat Ahok, pulang kerja ingat Ahok, dimanapun kita berada di wilayah DKI Jakarta selalu ingat Ahok, sampai orang sakitpun ingat Ahok, dan bahkan sakit batuk sampai mengeluarkan suara Ahok “A..hok..hok..hok..hok” (kebiasaan batuk si @Bocah Tua Nakal) luar biasa fenomenal sekali sehingga dapat diperkirakan hanya segelintir masyarakat DKI Jakarta yang ada waktu cari informasi tentang calon lain.

Di luar, Bung Djarot mungkin bicara tidak ada masalah partai calonkan Risma, tetapi didalam hatinya tentu akan merasakan sakitnya seperti ditusuk-tusuk tanduk kambing milik Masinton. Kejam..!

sumber: tribunnews.com/djarot saeful hidayat(wagub dki jakarta), abc.net.au/megawati, gallery4share.com/ilustrasi kambing - edited by wara katumba
sumber: tribunnews.com/djarot saeful hidayat(wagub dki jakarta), abc.net.au/megawati, gallery4share.com/ilustrasi kambing - edited by wara katumba
Apabila Risma ditunjuk partai kemudian gagal terpilih, semakin menambah sakit dan pilu hati Bung Djarot, sampai terbesit dalam pikiran “kalau tahu partai sekejam itu, lebih baik saya terima pinangan Ahok lewat jalur independen kemarin”.

Akhir dari perenungan Sang Loyalis :

“Apalah artinya kekuasaan tanpa loyalitas, seperti yang ditunjukkan Bung Djarot dengan terpaksa menolak Ahok demi Partai”

“Apalah artinya kekuasaan melangkahi loyalitas, seperti yang dimiliki Bung Djarotdengan terpaksa menerima pragmatisme partai”

Salam Banteng Galau….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun