Mohon tunggu...
Widia Aprilia
Widia Aprilia Mohon Tunggu... Administrasi - Magister Pendidikan MIPA

A good girl with bad habit

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Terapi "Stem Cell" dalam Pengobatan Kardiovaskuler

19 Desember 2018   01:18 Diperbarui: 19 Desember 2018   02:27 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pernahkah kalian mendengar penyakit berbahaya seperti jantung? Stroke? Hipertensi? Serta penyakit kardiovaskuler lainnya? Tingkat kematian terbanyak di Indonesia diraih oleh penyakit yang menyerang sistem kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler digolongkan dengan gangguan jantung serta pembuluh darah. 

Berdasarkan hasil Rikesdas 2013 milik Kementrian Kesehatan, penyakit jantung koroner dan stroke menempati posisi teratas penyakit terbanyak yang diderita terutama perempuan di jenjang usia 45-74 tahun. Tentunya melihat fakta yang terjadi pada sekarang ini, kita perlu waspada untuk tetap hidup sehat.

Di dunia medis, umumnya kita mengenal terapi sel punca atau stem cell transgenik yang digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit termasuk gangguan kardiovaskuler. Sel punca adalah jenis sel mamalia yang memiliki kemampuan membelah diri (replikasi) secara sendiri menjadi sel sejenis atau mengalami diferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang sama sekali berbeda yang berguna untuk memelihara fungsi jaringan tubuh. 

Stem cell dipilih menjadi solusi bagi kesembuhan penyakit berbahaya karena sifat memperbaharui sel dengan sifat totipotensinya. Stem cell berasal dari embrio pada masa blastosis sekitar 3-5 hari. Stem cell yang berasal janin diambil dari darah dari tali pusar.  

Stem cell diisolasi dan dikultur secara in vitro. Embrio yang dipakai untuk terapi sel punca memakai teknik DNA rekombinan yaitu dengan menyisipkan DNA dengan sift yang diinginkan pada sel target.

Stem cell dapat diambil dari dari janin yang telah gugur, diri sendiri, keluarga atau orang lain yang cocok. Dalam kasus penyakit jantung, seringkali berujung fatal pada kematian karena biasanya datang mendadak. Berbagai penanganan dibutuhkan secara cepat dan tepat. 

Terapi sel punca sebagai alternatif bekerja memperbaiki dan meregenerasi jaringan yang rusak atau mati pada jantung. Jadi, bukan mengganti jantung yang rusak dengan jantung lain atau transplantasi, tetapi diciptakan otot jantung baru dan pembuluh darah jantung baru yang sehat di jantung yang sudah sakit.

Terapi stem cell membuktikan kebarhasilan yang memuaskan, terlepas dari kelebihannya, stem cell memiliki sudut pandang kontroversial karena menyangkut hak hidup seseorang. Walaupun seringkali ada anggapan baik ibu dan janin yang mendonorkan sel stem cell tidak mengalami rasa sakit, namun biasanya untuk pendonor akan mengalami penurunan kesehatan bahkan kematian. 

Sebenarnya sel punca yang didonorkan terjadi dalam proses bayi tabung, bukan bayi yang sudah berada di janin ibunya yang menjadi landasan keamanan tentang rasa sakit yang diderita pendonor dari janin. Terapi ini juga membawa gen somatik normal pendonor kepada penderita. 

Pertanyaan yang sering muncul, apakah tidak mempengaruhi susunan gen yang diekspresikan dalam tumbuh penderita? Bagaimana kalau stem cell berasal dari sel hewan? Hal ini menyebabkan penolakan antigen yang disebut juga GVHD (Graft Versus Host Disease).

GVHD adalah suatu peristiwa dimana sel penerima akan menyerang sel punca yang didonorkan dalam tubuh penerima. Pemilihan pendonor dilakukan dengan sangat teliti untuk meminimalisir terjadinya GVHD. Kembali pada manfaat sel yang sungguh menolong bagi pasien penderita gangguan kardiovaskuler, sel yang rusak akan terbaharui dengan kecepatan memperbanyak diri yang sangat cepat. 

Perbanyakan diri ini berasal dari sifat sel punca yang dapat membelah diri dengan cepat. Namun, karena keterlibatan teknologi canggih dan tenaga ahli yang berperan dalam kesuksesan proses terapi stem cell ini, tidak heran jika Anda harus merogoh saku lebih dalam. 

Maka, sebelumnya jagalah kesehatan kita sebaik mungkin karena lebih baik mencegah daripada mengobati dengan harga selangit. Tanpa melihat sisi kontroversinya ketertarikan penulis dalam membahas stem cell kiranya dapat guna menambah ilmu dan wawasan bagi para pembaca.

Sumber :
Nurcahyo, H. 2009. Prosiding Seminar Nasional Penelitian. Teknobiologi: Sel Punca Transgenik  sebagai Alternatif Terapi Penyakit Degeneratif. Publisehed. Yogyakarta : FTMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Alwi, I. 2012. Medica Hospitalia. Perkembangan Terapi Sel Punca (Stem Cell) Pada Penyakit Jantung : Masa Kini dan Harapan Masa Depan. Published. Jakarta : FK Universitas Indonesia

Gambar : Shutterstock dalam frontiers science news.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun