Mohon tunggu...
Waode Sri Martati Laaji
Waode Sri Martati Laaji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Eksplorer

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Kontribusi Sentra UMKM Tanggulangin dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sidoarjo

9 Desember 2023   17:38 Diperbarui: 14 Desember 2023   10:36 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikon Intako yang terletak di dalam toko utamanya.

Tanggulangin adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tanggulangin berada disebelah selatan ibukota Sidoarjo, Hanya berjarak 9 km dari pusat kota Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo yang dulu dikenal sebagai salah satu basis ekonomi agraris dengan produk unggulan berupa udang dan ikan bandeng kini menjelma sebagai sentra industri kreatif.

Ekonomi kreatif di Sidoarjo melaju pesat, bahkan di masa pandemi Covid-19. Kreativitas warga ”Kota Delta” ini mampu menghasilkan aneka produk kerajinan tangan atau kriya, seperti tas kulit, tas kulit ukir, sepatu kulit, koper, jaket kulit, aksesoris, dan masih banyak lagi.


Seperti pada Intako ( Industri Tas & Koper) yang merupakan UMKM Tanggulangin yang berdiri sejak tahun 1939 dan masih eksis sampai hari ini dalam memasarkan produknya. Adapun produk unggulan Intako yang sampai hari ini masih meraih penjualan terbesar adalah koper dan tas.  Seperti yang dikatakan oleh Bapak Zainul Arifin yang sekarang menjabat sebagai Ketua Koperasi Intako (Industri Tas dan Koper) mengatakan bahwa "Intako telah mengalami pasang surut dunia bisnis mulai dari bencana alam, ancaman resesi sampai Covid-19 yang sempat menghancurkan kondisi ekonomi dunia. Terbukti hingga saat ini Intako masih berdiri dan semakin banyak menghasilkan produk usaha yang tidak hanya bernilai jual tapi juga membantu perekonomian warga setempat dengan pemberdayaan”.

Intako yang dulunya memiliki sekitar 450 showroom yang harus barkurang menjadi 150an karena terdampak bencana Lumpur Lapindo pada tahun 2006. Namun peristiwa ini bukan akhir dari kebangkrutan Intako, justru Intako semakin melebarkan sayapnya dan semakin banyak dikenal mancanegara. Trik yang selalu digunakan Intako untuk mempertahankan usahanya yaitu dengan selalu update terhadap tren global. Intako memanfaatkan berbagai media yang pada saat itu sedang populer. Contohnya seperti sekarang Intako menggunakan berbagai platform sosial media dan e-commerce seperti Instagram, Shopee, Tokopedia dan lain sebagainya yang menurutnya sedang popular digunakan konsumen.


Ikon Intako yang terletak di dalam toko utamanya.
Ikon Intako yang terletak di dalam toko utamanya.

Intako berhasil menjadi bisnis yang memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Sebab dalam usahanya Intako bekerja sama dengan masyarakat Tanggulangin yang bertugas sebagai tim operasional atau pengrajin produknya. Proses operasional ini juga dilakukan oleh para pengrajin dari rumah masing-masing sehingga menghemat biaya lain seperti pabrik. Meskipun penghasilan para pekerja rumahan sekitar Tanggulangin ini masih belum mencapai UMR namun banyak warga yang sangat terbantu perekonomiannya dengan metode proses produksi barang home made. Tidak sedikit dari mereka yang masih bekerja hingga saat ini berada di atas usia produktif atau sekitar lima puluh tahunan. Dalam prosesnya juga beragam jenis pelatihan diberikan kepada warga seperti pelatihan atau workshop Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan, pelatihan Pengemasan hingga Pemasaran. 


Penyerahaan Pengahargaan dari UMY kepada Ketua Koperasi Intako Zainul Arifin atas Kesediaannya dikunjungi Mahasiswa Manajemen UMY dalam Program KKL
Penyerahaan Pengahargaan dari UMY kepada Ketua Koperasi Intako Zainul Arifin atas Kesediaannya dikunjungi Mahasiswa Manajemen UMY dalam Program KKL

Pemberdayaan masyrakat Tanggulangin, Sidoarjo awalnya dimulai tahun 1976 saat didirikan koperasi Intako yang masih beranggotakan 27 orang pengrajin dan berkembang hingga saat ini mencapai 354 pengrajin (Penelitian tahun 2017 oleh Anwar Hamid). Berawal dari koperasi Intako yang secara mandiri tanpa bantuan pemerintah mampu menjadi tumpuan untuk keberlangsungan ekonomi masyarakat Sidoarjo khusunya Tanggulangin. 

Semoga Intako tetap maju dan semakin eksis dalam ekspansi pemasaran produk dan semakin terkenal di seluruh negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun