Mohon tunggu...
NUR MUHAEMIN NGKAAPO.
NUR MUHAEMIN NGKAAPO. Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS PARUH WAKTU

PENULIS PARUH WAKTU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bapak Nadiem Makarim, Mohon Hentikan Tradisi "Ganti Menteri, Ganti Kurikulum"

6 November 2019   12:04 Diperbarui: 6 November 2019   13:00 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejak bapak dilantik menjadi mendikbud, dunia pendidikan Indonesia menjadi begitu bergairah. Semua harapan stakeholder pendidikan dari dasar sampai tinggi tumpah ruah di pundak bapak.

Maklum saja, sebelum jadi menteri bapak sudah sangat populer dengan sebagai CEO Gojek. Perusahaan startup yang sudah masuk kategori Decacorn yang memiliki aset yang mencecah 125 triliyun.

Semua tiba-tiba merasa tercerahkan dan ada harapan pendidikan kita dalam waktu singkat akan setara dengan negara-negara maju. Banyak yang kemudian berharap karut marutnya pendidikan kita dari hulu sampai hilir bisa diselesaikan secara "simsalabim" oleh bapak Nadiem. 

Mengawali kerja perdana bapak,  kita mendapat kado pahit dari Bank Dunia. Indonesia dikatakan tidak siap menghadapi Revolusi 4. 0, bahkan 2.0 saja belum bisa. 

Meskipun laporan itu dirilis Januari lalu, tentu saja hal ini jadi semacam warning untuk dunia pendidikan kita. Banyak faktor mengapa bank dunia membuat laporan seperti itu.

Dari dunia pendidikan, sejak tahun 2002 rekor PISA yang kita tidak bisa bangun dari keterpurukan dan skor terendah dalam tiga skill dasar menulis, membaca, dan berhitung. Belum lagi masalah lain contohnya saja lama sekolah dibandingkan warga negara ASEAN. RI di bawah rata-rata beberapa negara ASEAN.

Indeks human yang juga masih tertinggal, serta masalah dalam negeri yang tidak kunjung mendapatkan solusi di mana salah satunya adalah kualitas guru yang masih memprihatinkan ke semuanya menjadi  "gunung es" yang tidak kelihatan namun mengancam dengan tajam. 

Apa sebenarya masalah mendasar pendidikan kita? Mengapa negara lain begitu mudahnya menjadikan pendidikan mereka memenuhi standar internasional.

Bahkan Vietnam negara yang pendapatan perkapitanya jauh di bawah Indonesia, ranking PISA-nya di peringkat 8. Mengapa rangking PISA begitu penting? Sebab tes PISA mengukur kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Yaitu, membaca, menulis, dan berhitung. 

Apa sebenarnya akar masalah pendidikan kita? Yang pertama tentu saja adalah masalah perencanaan pendidikan. Kita tidak punya cetak biru pendidikan, ganti menteri ganti kebijakan.

Terus terang saja sampai saat ini banyak guru yang tidak paham apa dan bagaimana itu K-13.  Kalau kemudian ada wacana ganti kurikulum lagi mohon dipatenkan untuk beberapa tahun ke depan. Termasuk dengan indikator apa yang mau dicapai serta strateginya pelaksanaanya seperti apa, dan memastikan bahwa semua guru memahami kurikulum itu.

Mari bandingkan dengan Malaysia. Pada tahun 2002 Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mencanangkan visi 2020. Tahun 2020 Malaysia akan jadi negara maju.  Maka semua dirumuskan termasuk juga pendidikan, kurikulum, dan sebagainya. Meskipun ganti Perdana Menteri, kurikulumnya tidak diubah, masih berpegang di visi 2020.

Ganti kurikulum oke saja, sah-sah saja, apalagi memang dibutuhkan. Tapi apakah misalnya setelah bapak tidak menjabat sebagai mendikbud, apakah menteri baru akan mengganti kurikulum lagi? Sampai kapan pendidikan kita matang dan menemukan formula yang pas? Bagaimana kita mau memasuki era 4.0 kalau kurikulumnya selalu diganti?

Yang kedua, Malaysia membangun dan menyamaratakan fasilitas-fasilitas sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga jurang yang ada di desa dan di kota tidak terlalu lebar.

Mari menengok gedung-gedung sekolah kita di luar Jawa. Masih banyak sekolah model kandang kambing yang apabila diseruduk oleh kambing yang kebelet kawin sekolahnya ambruk serta merta. Apa artinya inovasi tanpa fasilitas yang memadai?

Kampus-kampus di Malaysia banyak yang bertengger di ranking dunia, bukan hanya satu universitas. Itu karena fasilitasnya memadai dan canggih. Kampus RI beruntung memiliki UI, menjadi satu-satunya kampus yang menyelamatkan muka Indonesia di dunia internasional.

Masa -masa euforia pelantikan akan segera berlalu, banyak yang menunggu gebrakan bapak. Semoga, "ganti menteri ganti kurikulum" terhenti di bapak. Segera dipatenkan kurikulum yang baru dan tidak perlu lagi diganti, siapapun menterinya kelak.

Sudah terlalu banyak energi dan waktu yang terbuang hanya untuk menyesuaikan diri dengan kurikulum baru, tahu-tahu dan tiba-tiba negara lain sudah begitu jauh meninggalkan kita. Sementara kita masih terus saja mencari formula model, bentuk, dan kurikulum apa yang pas untuk pendidikan kita, sangat melelahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun