Mohon tunggu...
NUR MUHAEMIN NGKAAPO.
NUR MUHAEMIN NGKAAPO. Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS PARUH WAKTU

PENULIS PARUH WAKTU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Elpiji Naik, Masyarakat Tidung Memilih Elpiji Malaysia

6 Januari 2014   08:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber: oke zone.com Pernah salah seorang pemimpin di Asia Tenggara mengatakan bahwa untuk apa demokrasi kalau rakyat makan tikus?  Sepertinya sindiran itu benar adanya. Ditengah -tengah beban hidup yang semakin berat, kenaikan  elpiji sangat memukul kita. Belum hilang efek kenaikan BBM yang membuat semua harga pangan melambung, dan membuat rakyat tercekik disusul dengan kenaikan TDL semakin megap-megaplah rakyat bernapas. Belum selesai efek semua kenaikan -kenaikan itu datanglah badai baru bernama kenaikan elpiji 12 kilo. Pemerintah seolah tidak berdaya di hadapan Pertamina. Presiden cuma bisa menyayangkan , mentri seolah cuci tangan. Alasan pertamina yang merasa merugi karena menjual murah dibawah harga International juga membuat miris. Kalau merugi karena membantu rakyat Indonesia sebegitu reaktif, namun ketika mereka menjual gas ke Cina dengan harga murah dan dibawah standar harga International, pemerintah tidak merasa bersalah dan berdosa kepada rakyat. Nun jauh di sana , di utara Kalimantan tepatnya di pulau tidung, masyarakat beralih dan memilih elpiji Malaysia. Disamping mudah didapatkan  elpiji Malaysia juga lebih padat karena berisi gas 14 kilo dan bisa dipakai sampai 3 bulan. Elpiji Petronas ini, juga dinilai lebih berkualitas dengan tabung yang lebih tebal. Masyarakat Tidung tidak pikir panjang membeli elpiji yang seharga 230 ribu ini. Seandainya di tempat saya ada Elpiji Petronas, saya yakin masyarakat juga akan berbondong-bondong membeli. Tidak usah lagi menggugat nasionalisme. Bukankah negara tidak pernah ada untuk kita, apa-apaan? sampai seorang presiden  pun tidak bisa mengintervensi pertamina? Ini memang negeri dagelan, tidak heran kemudian, rakyat merasa yatim piatu. Dan ketika negara tetangga lebih mengayomi, apa salahnya di sambut? Entah apa lagi yang akan naik dan mengacaukan daya beli masyarakat. TDL Listrik hampir pasti naik tahun ini. Kekacauan dan ketidak berpihakan pemerintah   seharusnya menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kita semua untuk tidak percaya sama janji manis  ala politikus busuk. Jangan pernah menggadaikan masa depan lima tahun kita kepada para pemain teater yang cuma bisa bersandiwara di depan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun