Mohon tunggu...
Waode NurMuhsinah
Waode NurMuhsinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Suska Riau

ayok semangat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relasi Agama dan Kesehatan (Sains)

29 Agustus 2021   00:22 Diperbarui: 29 Agustus 2021   11:28 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agama dan kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Sedangkan Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Tidak ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimilikinya dan tidak bersikap kufur. Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit. Hal-hal tersebut semuanya ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits-hadits shahih maupun ayat al-Quran. Salah satu diantara semuanya dalam ajaran islam yaitu tidur. Sebagaimana dalam Firman Allah: QS.al-Naba>/78: 9 yang berbunyi:

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

Terjemahan
"Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat"

Ayat di atas menjelaskan bahwa, salah satu tanda kebesaran Allah swt pada manusia adalah tidur untuk mengistirahatkan tubuh atau untuk melepaskan lelah. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap makhluk hidup di muka bumi. Waktu  yang di anjurkan untuk tidur :

1) Tidur di awal malam

Tidur yag dianjurkan adalah selepas waktu isya (kira-kira jam 20.00) dan disepanjang malam hingga waktu subuh kira-kira jam 04.30). tidur siang hari disebut tidur qailu'lah. Diluar waktu itu, tidur tidak dianjurkan karena bisa menimbulkan efek yang tidak baik (negatif). Sebagaimana dijelaskan dalam QS.al-Furqa'n ayat 47 agar istirahat pada malam hari. Mengatur pola tidur adalah salah satu kunci sehat
Rasulullah yakni tidur cepat pada malam hari dan cepat bangun pada dini hari. Biasanya Rasulullah tidur selepas shalat isya’ untuk kemudian bangun pada pertengahan malam untuk shalat malam. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, demikian juga pada saat ingin tidur tidak menahannya (Ahmad, 2014).
Sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadist

رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال قالت كان ينام أول الليل ويحيى آخره فريقا.رواه أحمد

Artinya :Rasulullah saw, maka (Abu Umar) Berkata; (Aisyah) Berkata:"Beliau tidur diawal malam dan menghidupkan akhir malamnya".(HR.Ahmad).

Dalam ilmu kesehatan atau sains, tidur yang berkualitas dimalam hari merupakan upaya optimalisasi dalam detoksifikasi untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi tubuh, detoksifikasi tubuh, terjadi terutama pada hati, tercapai optimal antioksidan saat tidur. Mekanisme (mesin pengangkat beban, cara menjalankan sesuatu) tersebut berkaitan erat dengan diproduksinya sebagai penetral toksin (zat beracun) pola tidur yang berkualitas detoksifikasi hati dapat berjalan optimal khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione (zat penyusun protein) sebagai antioksidan yang menetralisasi stress oksidatif dan radikal bebas (Aqilah, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun