Di sisi lain, Thomas dan teman-temannya berusaha keras untuk memutar balikan keadaan melawan fitnah dan aksi yang dilancarkan para mafia hukum kepada keluarga dan orang-orang terdekatnya. Liem Soerja, paman Thomas, menjadi kunci dibalik aksi-aksi para mafia hukum tersebut. Dengan segala kerja keras dan bantuan temannya, Thomas dapat mengungkap dalang dibalik segala fitnah yang terjadi. Waktu yang ditunggu telah tiba, disaat-saat terakhir, di atas kapal New Panamax dengan penjagaan ketat, Thomas berhadapan langsung dengan pemimpin mafia hukum tersebut.Â
Novel ini memiliki alur cerita campuran, di beberapa bagian, novel ini mengisahkan masa lalu Thomas dengan keluarganya yang kelam. Terdapat juga bagian dimana novel ini mengutip kejadian yang ada pada novel Negeri Para Bedebah, kisah sebelumnya.
Novel ini menceritakan kisah epik dibalut dengan aksi-aksi yang membuat pembaca seakan-akan sedang menonton film. Pengembangan karakter dalam novel ini sangat baik. Namun, penggunaan bahasa dalam novel ini sedikit sulit dipahami karena menggunakan banyak istilah-istilah dan perumpamaan. Pembaca harus mencerna makna dibalik istilah dan perumpamaan yang digunakan dalam novel ini.
Kesimpulannya, novel ini sangat menarik karena mengisahkan cerita dibalik permainan politik yang tidak diketahui banyak orang, serta dibalut aksi yang sangat epik. Meskipun novel ini bersifat fiksi, latar tempat dan suasana yang terdapat dalam novel ini membuat kisahnya terasa nyata. Namun, sebaiknya para pembaca terlebih dahulu membaca cerita prekuelnya, yaitu Negeri Para Bedebah agar dapat mengerti berbagai referensi yang diambil dari kisah sebelum Negeri di Ujung Tanduk ini. Selamat membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H