Apa pun rela dilakukan demi membahagiakan anak. Mungkin begitu pikir kebanyakan orang tua. Dari pada anak cuma terkurung di depan gadget, ajak nonton barongsai saja!
Perjalananku bolak-balik sudah 30 menit lebih, alhasil aku dan istri tak kebagian nonton pertunjukan barongsai. Tak apa, yang penting anak kami sudah kesampaian, ditemani Mbah yang juga ikut senang.
Istriku sampai harus parkir di tepi jalan karena tak kebagian tempat parkir. Aku yang berjalan kaki masuk ke tempat parkir untuk menjemput anak dan Mbah. Kami segera menuju ke warung mi ayam dan bakso rekomendasi teman-temanku.
10 menit kemudian kami tiba di warung. Tak seperti biasanya, tempat ini lengang. Tumben. Padahal hari libur. Mungkin sedang pada menonton barongsai.
Kami memilih tempat duduk, lalu aku mengambil buku menu. Kami memilih bakso sesuai selera masing-masing, minumnya es jeruk. Di hari yang panas, menyantap kenyalnya bakso di tengah kuah gurih dan panas, minumnya es jeruk. Nikmat mana yang kau ingkari?
Sambil makan bakso, kami bercerita tentang pengalaman anak menonton barongsai, seputar pekerjaan Mbah, maupun hal-hal receh. Tak sampai satu jam, kami pun selesai. Kami siap beranjak.
Anak minta pipis, aku antar ke toilet. Mbah sempat mengangkat telepon dari pelanggan jajan pasar. Kami segera naik motor, lalu membayar uang parkir. Baru saja mau keluar ke jalan raya. Di sinilah para pemakan bakso ini mendapat kartu kuning.
Bagaimana bisa? Apa soal?
Ibu di kasir menunjukkan--dengan wajah marah--kartu kuning, yakni kertas nota yang kebetulan berwarna kuning. Aku belum bayar!
Alamak, malunya! Pasti dikira kami makan tanpa membayar. Padahal asli betulan lupa. #2 Habis makan jangan lupa bayar.
Sejak dari rumah kami sudah sepakat, istri yang akan membayar. Istriku lupa, aku kuga lupa mengingatkan. Pikiran kami sudah ingin pulang. Akhirnya mendapat kartu kuning deh! Apes! Malunya itu lho... --KRAISWANÂ