Apakah Anda orang yang disukai orang lain? Kalau ada acara selalu diajak, tanpa kehadiran Anda bakal tidak seru. Atau sebaliknya, teman-teman Anda membuat acara diam-diam tanpa mengajak Anda?
Di medsos juga demikian. Orang membuat unggahan sedemikian rupa agar disukai orang lain (dengan simbol like atau love). Namun, apakah kita menjadi pribadi yang disukai Allah?
Mungkin saat hidup kita sedang jauh dari Allah. Kalau kita merasa jauh dari Allah, bukan karena Allah yang menjauh dari kita. Sebaliknya, karena kita yang menjauhkan diri dari Allah. Ingat pesan Natal, "Dia tinggal di antara kita".
Bagaimana supaya kita bisa dikasihi Allah?
Dari perikop dibaca, ada dua orang yang disebut dikasihi Allah dan manusia, yaitu Samuel (1 Samuel 2:26) dan Yesus (Lukas 2:52).
1) Samuel
Samuel harus menahan godaan besar sebagai pelayan di bait Allah. Anak imam Eli (Hofni dan Pinehas) melakukan dosa di hadapan Allah. Mereka menodai korban persembahan, bahkan tidur dengan perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan.
Samuel tidak melakukan hal itu, melainkan taat kepada Allah. Karena ketaatannya, Samuel disukai Allah dan manusia.
2) Yesus
Kenapa Yesus disukai Allah dan manusia? Karena dia Tuhan? Kita jangan mulai berpikirnya dari sana.
Dalam Lukas 2:51, Yesus hidup dalam pengasuhan Maria dan Yusuf. Maria adalah seorang perawan yang taat kepada Allah. Maria taat pada perintah Allah melalui malaikat, meski mendapat ancaman dituduh berzinah karena hamil meski belum bersuami, dan bisa dirajam batu sampai mati.
Yusuf juga begitu, dia taat pada pesan malaikat agar tidak menceraikan Maria. Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria sampai Yesus dilahirkan. Ia menahan kedagingan dalam dirinya.
Ketaatan Yusuf dan Maria kepada Allah menjadi modal penting dalam pengasuhan Yesus. Maria dan Yesus pasti mengajarkan ketaatan kepada Allah (meski tidak banyak disebut di Alkitab).
Analogi. Ada pasutri yang berdiskusi dengan pendeta sebelum membaptiskan anaknya. Si suami dari keluarga taat, rutin melakukan Pendalaman Alkitab. Sebaliknya, si istri dari keluarga yang biasa, tidak ada disiplin dalam keluarganya. Saat ada masalah, suami lebih tenang dan bijak, sedangkan istrinya lebih mudah panik dan stres. Terbukti, betapa penting didikan orang tua dalam keluarga. Demikian juga pentingnya pengasuhan anak berdasarkan firman Tuhan dalam keluarga.
Secara fisik, Yusuf dan maria juga punya kepedulian tinggi. Saat tahu Yesus hilang, mereka mencari dengan kembali ke Yerusalem, menempuh perjalanan satu hari. Lalu di Yerusalem dicari selama 3 hari. Mereka bertanggung jawab sebagai orang tua.
Secara rohani, Yesus tahu siapa dirinya. Saat Yusuf dan Maria menemukan Yesus di dalam bait Allah sedang bercakap-cakap dengan para imam, Yesus berkata bahwa dia harus berada di rumah BapaNya--bait Allah. Yesus tahu siapa BapaNya. Kitab Lukas menggambarkan Yusuf dan Maria rutin melakukan ibadah sesuai hukum Taurat.
Dalam aspek sosial, dalam perjalanan Yusuf dan Maria bisa berinteraksi dengan Yesus (sudah berumur 12 tahun). Perjalanan Nazaret-Yerusalem perlu 4-5 hari sekali pergi, berarti 8-10 hari pergi pulang. Perayaan Paskah di Yerusalem berlangsung 7 hari. Dengan waktu selama itu, pasti ada interaksi yang mengakrabkan. Yusuf dan Maria pasti terbiasa mengajarkan nilai-nilai yang sesuai adat istiadat Yahudi.
Sehingga, Yesus bisa disukai oleh Allah dan manusia. Yesus dikenal sebagai sahabat bagi orang berdosa dan pemungut cukai, anak-anak sampai orang dewasa. Yesus peduli kepada orang berdosa.
Kembali pada medsos. Apakah kita lebih suka disukai orang lain di medsos (yang penuh polesan) atau di dunia nyata yang apa adanya?
Tidak salah punya teman di dunia maya, tapi tetap usahakan teman di dunia nyata. Kalau kita lapar, sakit, dalam masalah pasti lebih cepat datang bantuan dari teman di dunia nyata bukan?
Aplikasi bagi kita:
- Jangan melupakan waktu beribadah dan pelayanan ke gereja maupun di lingkungan sekitar.
- Mendalami Alkitab bersama keluarga.
Semoga kita bisa menjadi orang yang disukai Allah dan manusia. Selamat Natal, dan menyongsong tahun baru! --KRAISWAN
***
Rangkuman khotbah Pdt. Yefta dari Lukas 2:41-52.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H