Jika kamu diberi pilihan, tinggal di tengah gedung tinggi yang banyak polusi atau di antara pepohonan? Kalau aku sih pilih yang kedua. Meski wilayahnya kecil, Salatiga punya banyak ruang terbuka hijau. Di belakang rumah sawah, geser sedikit Rawa Pening dan hutan pinus di daerah Kopeng.
Sitalang adalah salah satu daerah di pinggiran Salatiga. Sejak lima tahun ini, desa ini menjadi terkenal dengan penggunaan dana desa untuk membangun wisata desa. Terletak di antara persawahan, daerah ini menjadi jalur tracking atau joging masyarakat. Di salah satu sisinya, tersaji sawah yang membentang dan Gunung Merbabu. Di mana lagi kamu mendapat pemandangan seindah ini?
Kurangnya satu: gajinya kecil
Tak ada kota yang sempurna, termasuk Salatiga. Selain kelebihan di atas, pekerja di Kota Salatiga gajinya kecil, lebih kecil daripada Kabupaten Semarang. Salah satunya tidak banyak industri di Salatiga. Tapi, tinggal di Salatiga itu menyenangkan. Maka, timbulah ungkapan,
Salatiga: Ditinggal bikin kangen, ditungguin ndak bikin kaya.
Kerja di kota metropolitan, pensiun di kota kecil
Sebagai jalan tengahnya, ada yang ingin bekerja di metropolitan selagi masih muda, lalu pensiun di kota nyaman seperti Salatiga. Iya, kalau tidak keburu sakit. Kamu tidak ingin menikmati keindahan tempat tinggal dalam kondisi sakit, bukan?
Semuanya kembali pada kamu. Apakah ingin mengejar uang, atau memilih slow living di kota nyaman. Apapun pilihannya, sesekali kunjungilah Salatiga. Dijamun, kamu bakal kembali. --KRAISWAN Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H