Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Biar Imajinasi Anak "ON", Berikan Crayon

18 Desember 2024   14:13 Diperbarui: 18 Desember 2024   14:13 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menemani anak belajar dengan crayon | dokumentasi pribadi 

Setiap berbelanja, aku selalu minta ditunjukkan beberapa model dan harganya. Jadi lebih objektif untuk memilih. Dari dua merek crayon yang ditunjukkan pelayan, aku memilih yang harganya lebih mahal. Bukan karena banyak uang, tapi yang lebih aman untuk anak, ada tulisan "save for children". Sedangkan merek yang lebih murah tidak disarankan untuk anak 1-3 tahun.

Biasanya crayon memiliki bau menyengat saat dipegang. Sehingga tidak semua anak suka crayon, apalagi untuk balita, takut kalau dimakan. Syukurnya, merek crayon yang aku pilih tidak berbau. Semoga memang aman untuk anak.

Membelikan saja tidak cukup

Sebagai orang tua, apa pun profesi dan kesibukannya, entahkah anggota DPR atau juru bangunan, harusnya mendidik anak jadi tanggung jawab yang tak bisa dilepaskan. Tugas mendidik yang palung pertama dan utama ada pada orang tua, bukan guru--semahal apa pun orang tua membayar ke sekolah. Sebab Tuhan mempercayakan anak kepada orang tua.

Menemani anak belajar dengan crayon | dokumentasi pribadi 
Menemani anak belajar dengan crayon | dokumentasi pribadi 

Membelikan mainan itu gampang. Menemani anak agar bisa berimajinasi dengan mainan itu yang susah. Tak semua anak bisa auto jalan imajinasinya dengan bermain sendiri. Semahal, secanggih, sebahagianya anak, jangan belikan HP untuk membuatnya diam. Banyak penelitian menunjukkan, dampak negatif lebih banyak dirasakan anak yang mengakses HP, dibanding dampak positifnya.

Anak balita tak perlu diajari atau ditemani main HP. Berikan saja HP, anak bisa mengeksplorasi sendiri. Lagi pula, HP adalah alat yang sangat interaktif. Bisa lebih interaktif dibanding orang tua.

Kembali pada crayon. Melihat referensi dari medsos, aku mencoba membuat worksheet sederhana di kertas bekas. Aku buat satu titik di sisi sini, titik lain di sana. Tugas anakku adalah membuat garis dengan menghubungkan titik itu. Sekali diajari, anakku langsung bisa. Aku tambah levelnya dengan membuat formasi titik berbentuk segi empat, segitiga dan lingkaran. 

"Gampang!" mungkin begitu kata anakku. Malah anakku merasa bisa tanpa aku ajari. Begini rasanya ngelesi anak sendiri. Bisa terpancing emosi juga.

Secara umum, pilihanku membelikan crayon sudah tepat. Meski anak balita cenderung cepat bosan. Tapi lumayan untuk menyalakan imajinasinya. Semoga. --KRAISWAN 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun