Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Sabar Menunggu Tanda Tidak Beriman

8 September 2024   14:45 Diperbarui: 8 September 2024   18:03 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunggu | foto: unsplash.com/@marcolopez95 via idntimes.com

Menunggu adalah hal yang paling tidak enak. Menunggu lima menit mungkin bisa. Tapi sejam? Bagaimana kalau sebulan, setahun? Tergantung seberapa berharga sesuatu yang kita tunggu.

Keluaran 32 menceritakan kejatuhan Bangsa Israel karena sikap tidak sabar. Musa pergi terlalu lama. Lalu mereka berkumpul, mengerumuni Harun dan meminta untuk dibuatkan illah (berhala) yang bewujud patung lembu. Sebab mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Musa--pemimpin yang membawa mereka keluar dari Mesir.

Mengapa patung lembu?

Bangsa Israel menjadi budak di Mesir selama ratusan tahun. Tentu mereka sudah membaur dengan kebudayaan di Mesir, termasuk patung dewa-dewa orang Mesir. Saat mereka meminta sosok illah, yang diminta adalah bentuk lembu--salah patung dewa orang Mesir yang disebut Apis, yaitu seekor lembu jantan yang dianggap suci dalam mitologi masyarakat Mesir.

Allah tidak pernah menampakkan diri dalam wujud spesifik. Tapi dalam bentuk api, cahaya terang, awan, dll. Sedangkan manusia (Israel) ingin sesuatu yang kelihatan wujudnya. (Band. Berbahagialah orang yang percaya meski tidak melihat.) Allah tidak ingin diwujudkan dalam bentuk benda atau sosok apa pun yang manusia inginkan, sehebat apa pun. Allah tidak ingin disamakan dengan apa pun di dunia, apalagi buatan tangan manusia yang terbatas.

Di mana Musa?

Musa menghadap Allah di Gunung Sinai. Ia meninggalkan bangsa Israel kepada Harun (kakak Musa) untuk waktu yang lama, tidak pasti. Menunggu adalah sesuatu yang tidak enak, termasuk bagi Bangsa Israel. Mereka tidak pernah melihat sosok Allah secara fisik. Mereka hanya bisa melihat dampak pekerjaan Allah, salah satunya dari tongkat Musa yang dipukulkan ke Laut Merah sehingga terbelah. Harun ditugaskan Musa untuk menemani bangsa Israel.

Lama menunggu tanpa kejelasan bisa menyebabkan bosan, jenuh, lalu menyerah. Bangsa Israel memaksa Harun membuat sosok illah yang mereka inginkan. Harun tahu, harusnya ia tidak menuruti bangsa itu untuk membuat patung. Tapi nampaknya ia tidak ingin kenyamanannya terganggu. Harun meminta bangsa Israel mengumpulkan emas untuk dibuat patung lembu. Mereka membuat sosok illah untuk kepuasan mereka sendiri. (Band. sikap Yosua. Yosua 24:15  ...Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!")

Musa tegas menantang Bangsa Israel

Musa harus tegas pada bangsa Israel karena mereka adalah bangsa yang tegar tengkuk. Akan ada konsekuensi jika tidak beribadah kepada Allah.

Menyembah berhala (patung, pohon, dll) adalah dosa di hadapan Allah. Padahal, Musa sudah mengajarkan sepuluh perintah Allah, salah satunya untuk tidak membuat patung apa pun dan menyembahnya. (Keluaran 20:4-5) Bolehkah manusia membuat patung? Boleh, tapi tidak untuk disembah. Maka, yang dilakukan bangsa Israel jelas SALAH. Mereka tidak taat kepada Allah.

Bangsa Israel bak kuda terlepas dari kandangnya (tidak terkendali). Atas pelanggaran ini, Musa dengan tegas menantang, "...Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi. (Keluaran 32:25-26) Musa menegaskan pada bangsa Israel untuk memilih: menyembah patung atau menyembah Allah. Mereka yang tidak menyembah Allah pun dibunuh. (disclaimer: ini konteks Perjanjian Lama ya!)

Berarti Musa tega dan tidak berperikemanusiaan? Bukan. Musa sudah memberi kesempatan bagi bangsa Israel untuk memilih akan menyembah pada siapa. Mereka harus memilih, bukan mendua atau ragu-ragu. Allah ingin umatNya patuh dan percaya hanya kepadaNya. 

Godaan saat menunggu

Bagi Bangsa Israel, godaannya adalah sikap tidak sabaran dan keinginan pada illah yang kelihatan. Mungkin Bangsa Israel melihat bangsa-bangsa lain, kalau berperang membawa dewa agar bisa menang. Patung boleh dipakai sebagai simbol identitas suatu agama. Misal, di gerejaku patung salib tidak ada Yesus. Sebab Yesus sudah bangkit dari kematian dan naik ke sorga, tidak tinggal di kayu salib. 

Apa godaan bagi kita?

Misal bagi mahasiswa yang merantau, hal yang paling dinantikan tiap bulan adalah uang kiriman dari orang tua. Bisakah kita bertanggung jawab dengan uang itu? Sabarkah kita menunggu jika kiriman terlambat?

Mirip seperti Bangsa Israel, mahasiswa bisa tergoda dengan keinginan mata. Misal, menemani teman belanja ke supermarket, masa tidak belanja? Padahal uangnya untuk kebutuhan yang lebih penting.

Penutup

Menunggu menjadi bagian hidup manusia yang tidak bisa dipisahkan. Menunggu seseorang, panggilan pekerjaan, jawaban doa, dan banyak lagi. Kalau terlalu lama menunggu, biasanya kita cepat bosan, apalagi kalau ditambah sikap tidak sabar dan didesak dengan keinginan tertentu.

Belajar dari bangsa Israel, hendaknya kita tetap bersabar, tekun, dan setia dalam iman kita. Bukan yang sebaliknya. Sebab, tidak sabar menjadi tanda tidak beriman. --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun