Salah satu yang disorot adalah tentang keberagaman murid di kelas. Cara belajar siswa dibagi menjadi tiga, yakni visual, audio, dan kinestetik. Atau bahkan kombinasi dari ketiganya.
Untuk anak-anak visual, ceramah searah dari guru sepuluh menit saja, adalah siksaan. Rasanya jarum merah pada jam di dinding tidak bergerak. Waktu terhenti. Bosan!
Demikian juga untuk anak-anak pembelajar kinestetik, menulis adalah pekerjaan yang lebih menyiksa dibanding membantu mencuci piring dan mengepel. Tidak bisakah sekolah menjadi lebih menyenangkan...?
Oleh sebab itu, aku mulai mencari di Youtube, ide ice breaking yang cocok diterapkan di kelas. Syaratnya, durasi waktu tidak lebih dari 5 menit, mudah dipraktikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu bentuknya adalah menari bersama dengan lagu-lagu sederhana dan temanya ceria. (Note: jangan hanya yang menyenangkan dan menghibur ya, sebab ada juga gerakan yang kurang pantas untuk anak SD.)
Bersyukur kepada Tuhan untuk kemajuan teknologi saat ini. Terima kasih untuk para konten kreator yang menyediakan konten-konten yang bermanfaat bagi guru maupun murid.
Di sekolahku, ada mapel tertentu yang bobot jam pelajarannya lebih besar. Seperti Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila misalnya, masing-masing mendapat porsi 6 JP dan 3 JP/minggu. Satu pertemuan ada yang langsung 3 JP. Kalau tidak diberi ice breaking, siap-siap ditinggal tidur atau bermain sendiri!
Dari Youtube, aku menemukan salah satu ice breaking menari dengan judul "Diputar-putar" ciptaan Sinung Widodo. Ice break ini disajikan untuk para pegawai di suatu lembaga. Tapi masih terasa cocok dipraktikkan bagi murid-murid SD juga.
"Sebelum belajar, ayo semua berdiri dari bangku. Kita akan senam bersama!" ujarku lantang di kelas. Sontak, anak-anak mengikuti gerakan di video yang aku putarkan. Kebanyakan mereka langsung antusias, bahkan mengimprovisasi dengan membuat gerakan sendiri.
Apakah semua anak mau menari? Tidak. Ice breaking macam ini cocok untuk pembelajar tipe kinestetik, bukan untuk audio-visual yang suka menulis atau membaca. Tapi, tetap saja ini diperlukan untuk mengakomodir murid-murid yang tipe kinestetik. Kalau energinya sudah tersalurkan, mereka tidak akan banyak berjalan-jalan, usil dengan temannya saat pelajaran.
Ada juga video lain yang berjudul Monkey Dance yang diperagakan oleh mahasiswa PNK (Politeknik Keuangan Negara) STAN. Khususnya mahasiswa cowok, bisa menari dengan sangat lihai, tapi lucu. Lagunya ceria, gerakannya beragam dan mudah diikuti. Murid mana yang sanggup berdiam diri?
Setelah melakukan ice breaking, setidaknya semangat para murid sudah terisi. Mereka siap untuk mengikuti pembelajaran 2-3 JP ke depan. Selalu lancar? Tidak juga. Tapi keberagaman kegiatan di kelas ini tentu memberi peluang pada anak yang memiliki keberagaman cara belajar. Jadi tidak monoton mendengar guru berbicara, membaca, maupun menulis.