Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Bosan Belajar di Kelas? Ice Breaking Dulu!

30 Agustus 2024   14:34 Diperbarui: 30 Agustus 2024   14:44 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ice breaking di kelas | foto: www.rijal09.com

Mengajar adalah pekerjaan yang menyenangkan... kalau kecintaannya (panggilan) memang mengajar. Tak kalah penting, pembelajarannya harus menyenangkan. 

Administrasi banyak, jam mengajar padat, belum absen di PMM, mengunggah aksi nyata (program Guru Penggerak)... Mana bisa menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan? 

Itulah perjuangan kita saat ini, wahai guru hebat!

Dua tahun terakhir, aku didapuk menjadi guru Tematik (K-13) yang mana harus mengajar 3 JP x 2 kelas setiap hari. SETIAP HARI. Bagaimana perasaan para murid? Tak usahlah ditanya, bosan.

"Mr bosan ndak ngajar kita yang ramai kayak gini?" goda seorang murid. Kalau mr bosan ngajar kalian, mr sekeluarga tidak makan, Nak! Kelak, setelah lulus SD mereka terngiang-ngiang dan kangen belajar Tematik. Memang ya...

***

Suatu hari, aku tidak masuk ke sekolah. Aku harus menyiapkan materi dan lesson plan (RPP) sebagai panduan untuk guru pengganti 'menaklukkan' murid-murid di kelas. Berkas itu aku titipkan pada wakil kepala sekolah, untuk kemudian diberikan kepada guru pengganti.

Belum juga gurunya masuk kelas, datang komentar dari Wakasek (by WA chat), "Mr, ini tidak ada opening-nya, ice breaking gitu?" Umm.... Itu adalah pertanyaan paling susah untuk dijawab.

Begitulah. Rutinitas mengajar setiap hari membuat otakku beku seperti es. Susah cair, tidak bisa melahirkan ide-ide kreatif untuk menyajikan pembelajaran menyenangkan di kelas. Kerjaannya banyak, tugasnya juga banyak. Alasan. Padahal jam mengajarnya melimpah.

Namun itu dulu. Kini aku mulai bertobat. Semenjak mengikuti workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, aku makin bertambah ilmu dan wawasan. Salah satu yang disorot adalah tentang keberagaman murid di kelas. Cara belajar siswa dibagi menjadi tiga, yakni visual, audio, dan kinestetik. Atau bahkan kombinasi dari ketiganya.

Untuk anak-anak visual, ceramah searah dari guru sepuluh menit saja, adalah siksaan. Rasanya jarum merah pada jam di dinding tidak bergerak. Waktu terhenti. Bosan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun