Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ini 3 Tips Memilih Alpukat yang Tepat

19 Juli 2024   14:48 Diperbarui: 19 Juli 2024   15:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah yang bergizi tinggi, rasanya lezat, tapi harganya mahal: alpukat.

Siapa yang tidak suka Persea americana, buah yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah ini. Dijus, dicampur ke es teler (hssshhh!!! Dilap dulu encesnya.), dikocok campur gula pasir, atau dimakan langsung; tetap enak!

Alpukat mengandung protein, HDL (kolesterol baik), karotenoid, lutein (antioksidan alami), vitamin-mineral, anti-inflamasi, dan natrium. Dengan mengonsumsi alpukat juga dapat mendukung kesehatan jantung, menstabilkan berat badan, dan membuat tubuh tetap sehat meski usia sudah menua. (halodoc.com)

That's why, istri sudah memberikan alpukat pada anak sejak dini. Kami ingin anak mendapat nutrisi yang tepat dari makanan sehat.

Masalahnya, selain bukan buah sepanjang tahun, alpukat yang bagus sulit ditemukan. Sudah harganya mahal, kadang dapat yang tidak enak, ukurannya kecil pula!

Hukum pasar berlaku. Jika petani panen buah yang sudah tua, bisa merugikan penjual. Masih didistribusikan ke tengkulak, ke penjual, hingga sampai di tangan pembeli butuh proses panjang. Jika kelamaan di perjalanan, alpukat bakal busuk. Tak heran, sering kita menjumpai buah yang belum tua dan tidak bagus di pasaran.

Meski begitu, kita harus pintar memilih. Berikut ini 3 tips memilih alpukat yang tepat.

1) Kulit kusam, ukuran sedang

Jangan menilai alpukat dari kulitnya. Sebab, kulit mulus tidak menjamin isinya juga bagus.

Buah apa pun yang sudah tua kulitnya akan nampak kusam, bukan mulus mengkilap. Alpukat yang sudah tua akan nampak borek-borek kecoklatan kulitnya, bukan hijau cerah. Kebanyakan alpukat yang dibeli istriku, kalau yang kusam dan borek kulitnya, daging buahnya enak.

Pilih juga yang ukurannya sedang. Kalau terlalu kecil, bisa jadi masih muda. Kalau terlalu besar, daging buahnya malah tidak enak.

Di daerahku, varian alpukat paling banyak adalah lokal (kampung), dan mentega. Kalau dapat dari pohon yang bagus, alpukat kampung juga enak, asalkan sudah tua. Alpukat mentega punya ciri bintik-bintik putih pada kulitnya. Rasanya lebih legit, gurih, dan dagingnya tebal. Ada juga alpukat kendil, bentuknya bulat besar seperti kendil. Hampir seukuran melon besarnya.

Alpukat biasa vs alpukat mentega | gambar: unsplash.com/@gilndjouwou
Alpukat biasa vs alpukat mentega | gambar: unsplash.com/@gilndjouwou

2) Biji kocak

Buah apa pun, termasuk alpukat, paling bagus adalah yang tua dari pohon.

Alpukat punya keunikan. Selain rasanya yang gurih dan lezat, manis meski tanpa gula. Alpukat tidak beraroma seperti durian kalau sudah matang. Jadi bagaimana mengecek sudah tua atau belum?

Biji buah yang tua dan hampir matang biasanya mudah terlepas dari dagingnya. Goyangkan alpukat dan dengarkan pantulan bijinya. Jika betulan tua, akan kocak kalau diguncang (Jawa: koplak). Tidak semua alpukat kocak bijinya, tapi bukan berarti alpukat belum tua. Biji kocak hanya salah satu indikator yang paling mudah dikenal.

Saat membeli alpukat, pilih dan pilah yang teliti. Kalau bisa, pilih yang bijinya kocak. 90% itu tua dan rasanya enak (kalau dihasilkan dari pohon yang baik).

3) Pengalaman

Pengalaman adalah guru paling berharga, kata pepatah.

Berkali-kali membeli alpukat, tapi tidak enak. Berarti Anda kena zonk. Sekali beli, langsung dapat yang bagus, banyak kali. Mungkin Anda hoki. Ratusan kali membeli baru dapat yang bagus. Itu namanya pengalaman.

Aku dan istri berkomitmen memberi makanan yang berkualitas dan bergizi pada anak. Salah satunya dengan memberikan alpukat sebagai asupan harian. Syukurnya anak kami juga suka.

Ciri-ciri tingkat kematangan alpukat | foto: Facebook/Primo Supermarket ID
Ciri-ciri tingkat kematangan alpukat | foto: Facebook/Primo Supermarket ID

Kalau sedang musim, anak cukup makan alpukat, tanpa nasi. Saking seringnya belanja alpukat ke pasar, dari satu penjual ke penjual lain; istri pun sudah hafal karakteristik alpukat yang bagus.

Sampai-sampai istri bisa jualan alpukat, bisa dikirim ke luar kota pula.

Menyadari begitu limpah nutrisi dalam alpukat, aku dan istri bertekad untuk menanam pohon alpukat. Supaya kelak bisa panen dari pohon sendiri. Kami juga mengajari anak bertanam sejak dini sebagai bentuk kepedulian pada alam.

Bagaimana pengalaman Anda memilih alpukat yang bagus? --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun