Daniel menjadi salah satu pemuda tawanan Raja Nebukadnezar di Babel. Raja memberi perintah, semua orang harus menyembah patung Nebukadnezar tanpa terkecuali. Jika tidak, akan dijebloskan ke dalam dapur api.Â
Daniel 3:17-18 (TB) Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Apakah teman-teman Daniel menyembah patung Nebukadnezar? Tidak. Apakah mereka takut dimasukkan ke dapur api? Tidak. Apakah mereka percaya kepada Allah? Ya. Itulah iman yang benar. Buktinya, api itu tidak menyentuh barang seujung rambut teman-teman Daniel.
3) Perempuan yang 12 tahun sakit pendarahan
Bayangkan, Anda di posisi seorang perempuan yang sakit pendarahan lebih dari sepuluh tahun. Perempuan, pendarahan, bertahun-tahun. Orang menganggap Anda kena kutuk atau hukuman dari Tuhan.
Matius 9:20-21 (TB) Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Waktu itu, seorang kepala rumah ibadat menemui Yesus agar membangkitkan anaknya perempuan yang telah meninggal. Namun, seorang perempuan yang dua belas tahun sakit pendarahan ingin menjamah ujung jubah Yesus agar sembuh. Menyentuh jubah, lalu sembuh? Mana bisa...?Â
Semua harta perempuan ini sudah habis untuk berobat. Alih-alih sembuh, keadaannya makin memburuk. Mungkin, inilah harapan terakhirnya. Yesus pasti bisa menyembuhkannya. Kalau pun tidak, setidaknya ia sudah mencoba.
Saat menjamah jubahNya, seketika itu juga berhentilah pendarahannya. Ia sembuh dari penyakitnya. Imannya telah menyelamatkannya.
***
Abraham, Daniel dkk, dan perempuan yang 12 tahun sakit pendarahan hanyalah contoh kecil orang yang memiliki iman yang benar, bukan iman yang besar. Memiliki iman yang besar untuk memindahkan gunung tidak salah. Tapi, hendaknya miliki juga iman yang benar. Tetap percaya pada Allah meski gunungnya tidak berpindah. --KRAISWAN