Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hidup Sekali Harus Menghasilkan Buah

14 Juni 2024   17:57 Diperbarui: 16 Juni 2024   17:06 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian-bagian pohon pisang | dokumentasi pribadi

Guru bisa memberi dampak dengan membuka cakrawala pikiran para murid. Dokter melayani pasien tanpa mematok biaya. Polisi bisa mengayomi masyarakat. Pegawai bisa bekerja sesuai SOP dan datang tepat waktu. Juru parkir membantu orang menyeberang jalan atau mengeluarkan motor dari tempat parkir.

Pohon pisang berbuah meski sudah ditebang | foto: TRIBUNMADURA.COM/HANGGARA SYAHPUTRA
Pohon pisang berbuah meski sudah ditebang | foto: TRIBUNMADURA.COM/HANGGARA SYAHPUTRA

Bagaimana cara menghasilkan buah?

tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:2-3)

Salah satu cara paling ampuh adalah dengan merenungkan dan melakukan Taurat Tuhan. Artinya, mempraktikkan kasih yang tulus kepada semua orang--apa pun peran dan posisi kita.


Meski kecil, tetaplah berbuah

Aku seorang guru di sekolah, suami dan ayah di rumah. Selain mengajarkan pengetahuan, aku mengajarkan disiplin dan sopan santun. Murid kelas 6 masuk ruangan tanpa mengetuk pintu. Asal buka, menghempaskan pintu. Aku minta murid mengulangi jika masuk tanpa mengetuk pintu. Mulanya mereka protes, tapi belakangan sadar.

Dalam muatan Bahasa Indonesia, salah satu yang dipelajari adalah kata baku. Saat belajar mereka protes, banyak materi dan kata-kata yang harus dihapalkan. Seorang murid mengonfirmasi, tulisan di depan pintu kelas typo. Ia minta izin untuk mengoreksinya.

Di rumah, anak kami suka memberantakkan mainan, alat memasak, alat tukang, sampai pakaian. Itu akibat jika tidak memberi HP. Waktu istri melipat pakaian, anakku menginjak-injak dan membuatnya berantakan. Istriku punya ide. Ia meminta anak kami membawa pakaian yang sudah dilipat ke rak pakaian di kamarnya. Anak bisa diajari mandiri. Itu pun buah (dampak) yang kami hasilkan. --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun