Dibandingkan permainan di HP, interaksi dengan alam akan memberikan lebih banyak rangsangan pada anak. Anak dapat melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh benda-benda di sekitar. Hampir semua organ tubuhnya berkerja. Pernah kami ajak anak menyeberang kali (sungai kecil) di dekat ladang Mbah. Ia bahagia bukan main saat melemparkan batu kecil ke dalam air, "ceblung!"
5) Dapat mereduksi stres
Di alam terbuka akan ada banyak hal yang dipelajari dan diperhatikan oleh anak. Hal ini biasanya menciptakan perasaan senang. Tidak suntuk seperti halnya jika terus di dalam ruangan atau di kota yang banyak polusi. Anak akan lebih bahagia saat menyatu dengan alam.
Anak kami (2,5 tahun) terus kami asah kecerdasan majemuknya. Dari kelima manfaat di atas, ia hampir mengalami semua. Selain itu, ia bisa dialihkan dari jerat gadget dan media sosial.
Anak kami juga lebih interaktif saat diajak berbicara. (Ada anak yang cuek dan tidak merespons saat diajak bicara.) Dengan begitu, kami lebih mudah untuk mengajarkan tanggung jawab pada anak, misalnya membereskan mainan setelah dipakai dan menyiram closet setelah pipis.
Berikut ini beberapa cara kami mengasah jiwa naturalis pada anak.
- Melihat sungai dan hewan di sekitar
Tempat tinggal kami adalah kompleks perumahan bekas lahan sawah. Di ujung kompleks ada hamparan sawah cukup luas. Di dekatnya ada aliran air sungai kecil. Di kampung sebelah ada warga yang memelihara kambing.
Biasanya, pagi-pagi saat aku libur anak kami minta berjalan-jalan. Betapa bahagia anak kami melihat air sungai. Ia pernah mencebur kali waktu di tempat Mbah dan di kolam renang, mungkin jiwanya meronta-ronta melihat air. Dengan tenang, ia duduk di tepi sungai melihat arusnya. Dengan mobilan yang dipinjam dari anak tetangga, si anak duduk melihat kambing yang sedang makan. Serasa nonton sirkus nih ye!
- Melihat ikan di kolam
Anak juga antusias melihat ikan di kolam. Tetangga Mbah di kampung punya kolam ikan di depan rumah. Sekolah yang dinaungi gerejaku juga punya kolam ikan. Tiap selesai Sekolah Minggu, ia wajib mampir nongkrong di sana. Ia bisa naik sendiri ke tepian kolam.
- Mengajak berkemah
Aku tahu berkemah saat SMP. Itupun cuma di bumi perkemahan. Menyadari pentingnya skill yang didapat dari berkemah, aku dan istri ingin mengajaknya berkemah. Akhir Mei lalu cita-cita kami pun kesampaian. Anak kami senang, bahagia, dan sehat meski tenda kami diguyur hujan deras semalaman.