Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Mending KPR, Mengontrak, atau Tinggal dengan Orangtua?

19 Mei 2024   23:10 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:15 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuaikan dengan kebutuhan

Kebutuhanku dan pacar saat itu adalah segera menikah. Dari faktor usia, kematangan emosional, dan komitmen kami siap. Terkait uang? Tidak siap-siap amat, tapi bisa menabung berdua karena sudah sejalan. (Kami membayar sinamot dari sebagian besar tabungan kami, tidak membebankan penuh pada orang tua.)

Meski tak punya uang, kami punya prinsip. Setelah menikah, kami menjadi keluarga baru. Yang akan mengelola kehidupan rumah tangga ya aku dan istri. Maka, kami tidak ingin tinggal dengan orang tua. Kami tidak ingin nanti bergesekan dengan mereka, karena pasti nilai-nilai yang kami terapkan dalam keluarga bakal berbeda. Itu prinsip.

Kami mendiskusikan tempat tinggal sejak persiapan menikah. Jadi setelah menikah, tidak pusing akan tinggal di mana. Apakah mau mengontrak rumah, atau ngekos di satu kamar tak masalah. Toh sekedar untuk menyandarkan kepala kan? Kalau pun bisa mengontrak, kami akan mencicil dua kali bayar. Sesederhana itu pikiran kami di awal.

Ternyata... Mencari kontrakan yang terjangkau jarak (dari tempatku bekerja) dan harga susah minta ampun. Sudah mencari kontrakan susah, uangnya juga belum ada. Wah, nekat!

Kami terus membawa pergumulan ini dalam doa sambil bertanya pada teman, kakak rohani, maupun kenalan. Namun, tanpa kami duga ada satu kakak alumni yang meminjamkan rumah kosongnya untuk kami tinggali selama setahun, gratis! Wow! Setahun ini menjadi kesempatan kami bernafas untuk menentukan langkah selanjutnya.

Kita yang memilih, kita yang menjalani

Orang lain mungkin bisa beli rumah sejak masih lajang. Yang lain bisa beli rumah di Kota A, meski bekerja di Kota B. Yang lain lagi punya lebih dari satu rumah, jadi tak pusing urusan tempat tinggal.

Supaya tidak stres, fokus pada kebutuhan dan sumber daya yang kita punya.

Kalau ada uang, lalu sudah sepakat dengan pasangan mau ambil KPR, hajar! Kalau sanggupnya baru mengontrak, syukuri. Kalau bisanya tinggal dengan orang tua? Syukuri juga. Hanya, kalau seperti prinsip kami tidak ingin tinggal dengan orang tua. Kalau pun tinggal sementara dengan orang tua boleh, usahakan berpisah kemudian. (Kecuali rumah orang tua nantinya diwariskan pada kita.)

Ada juga orang yang visioner. Misal uang kontrakan 20 juta/tahun. Daripada mengontrak terus, dengan hidup hemat uang sewa itu bisa untuk DP rumah (KPR). Perumahan bersubsidi pun tak apa. Tapi sekali lagi, kembali pada masing-masing pribadi maupun dengan pasangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun