Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #50

30 Maret 2024   22:18 Diperbarui: 2 April 2024   15:23 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto prewed di Curug Lawe | dokpri/Briston N

Pentingkah foto prewed bagi pasangan yang akan menikah?

Sesi foto prewed (prewedding) menjadi salah satu momen penting dari rangkaian menjelang pernikahan yang sering dilakukan kebanyakan pasangan calon pengantin. Mereka menilai, momen foto prewed adalah saat yang tepat untuk saling mengekspresikan kesungguhan cinta. Sebuah koneksi yang intens juga akan terjalin melalui dua pasang mata yang saling tertaut. Itulah mengapa sesi prewed menjadi penting untuk dilakukan.

Bagiku dan pasangan, foto prewed menjadi momen penting yang pantas diabadikan dalam persiapan pernikahan. Apalagi melewati perjuangan LDR selama pacaran, masa-masa yang tidak mudah, sampai akhirnya tinggal selangkah menuju pelaminan. Tapi, jasa fotografer kan mahal! Kostumnya bagaimana? Tempat yang paling bagus di mana? Dan banyak pertanyaan lain yang memerlukan jawaban terkait prewed.

Prewed ini bisa jadi penting, tapi bukan segalanya. Namanya saja prewed, yang lebih penting tentu saja saat wedding dan ribuan hari yang harus dijalani pascawedding.

Maka, aku dan Yanti mengatur strategi sedemikian rupa supaya prewed yang kami lakukan memakai dana seminim mungkin. Jelasnya kami tidak ingin memakai jasa fotografer profesional yang biayanya jutaan. Kamera pinjam, fotografernya adik sendiri. Kostum dari pakaian yang sudah dimiliki, dipilih warna yang cocok. Tempat, banyak lokasi alam--cocok buat sesama naturalis--di sekitar Salatiga. Setidaknya beberapa spot foto yang kami pilih bisa terbingkai indah, penuh kenangan, dan tidak harus mahal.

Hasilnya? Bagi kami, tak kalah dengan fotografer profesional. Cukup untuk pengingat dalam hari-hari berumahtangga kelak.

Foto prewed biasanya ditampilkan di undangan. Dengan begitu, tamu bisa melihat foto-foto calon pengantin yang menawan. Undangannya pun kalau bisa dari tempat percetakan terbaik. Banyak pasangan rela merogoh kocek besar untuk undangan yang mahal.

Padahal, berapa foto yang bisa ditampilkan di undangan? Tidak mungkin semua. Orang membaca undangan untuk melihat waktu dan tempat dilaksanakan pernikahan. Nama orang tua atau calon mempelai mungkin. Tidak akan menatap foto berulang-ulang. Satu dua foto biasanya juga dicetak dan dibingkai, lalu dipajang di dekat pintu masuk tempat pelaksanaan pesta. Orang juga bakal sepintas lalu melihatnya. Malahan ingin foto langsung dengan pengantin. Jadi, sekali lagi, kami tak ingin menghabiskan banyak dana untuk prewed.

Berikut ini beberapa foto prewed ala kami, dengan beberapa tempat bernuansa alam di sekitar Salatiga.

1) Pohon pengantin, Salatiga

Berjarak sekitar 1 km dari pusat Kota Salatiga, terdapat satu tempat yang unik, pohon pengantin. Eh, apakah pohonnya menikah? Tentu saja tidak. Dari beberapa referensi, warga menyebut satu-satunya pohon yang menjulang di tengah sawah ini pohon pengantin karena banyak calon pengantin yang sering melakukan foto prewed di sini.

Dari cerita ibuku lain lagi. Ibuku adalah kelahiran pinggiran Kota Salatiga. Saat muda, ia dan adik-adiknya biasa menjajakan keliling susu dari sapi ayahnya (kakekku). Salah satu pasarnya adalah daerah yang melewati lokasi pohon ini. Konon, ada perempuan sedang menggendong sesuatu di punggungnya. Tiba-tiba, perempuan itu menjadi pohon. Batang pohon itu berbentuk seperti perempuan yang sedang menggendong sesuatu.

Entah cerita itu benar atau tidak. Kami tidak ingin berniat buruk. Sekedar ingin mengabadikan foto di lingkungan yang bernuansa alam. Pohon pengantin ini, bagi kami unik. Maka, kami berfoto di bawah pohon juwet di tengah sawah itu. Kalau padinya sedang hijau atau menguning, wah, eloknya. Waktu sudah sore saat kami mengambil foto. Timing-nya sangat pas, pohon pengantin disiram sinar matahari teduh, meski sedang tidak musim tanam padi. 

2) Pacuan kuda Tegalwaton, Salatiga

Kami ingin foto prewed dengan latar belakang Gunung Merbabu--salah satu saksi kisah cinta kami. Kami mencoba di Jalan Seruni, tapi angle-nya tidak bagus karena banyak kendaraan lalu lalang, dan kabel telepon yang malang melintang. Kami putuskan pindah ke pacuan kuda Tegalwaton.

Pacuan kuda Tegalwaton dengan latar Gunung Merbabu | dokpri/Briston N
Pacuan kuda Tegalwaton dengan latar Gunung Merbabu | dokpri/Briston N

Hari sedang terik-teriknya, jadi pencahayaan berlebihan. Hasilnya memang kurang maksimal. Gunungnya jadi kabur, langitnya juga tidak bersih. Maklum, kan bukan profesional. Meski begitu kami bersyukur, tetap bisa dapat foto berlatar Gunung Merbabu. Bahkan, saat tahu kami sedang foto prewed, ada satu pemilik motor antik minta izin kami foto dengan motornya, gratis. Sekalian mempromosikan motornya untuk diunggah di akun IG-nya. Lumayan...

Dipinjami motor antik untuk berfoto | dokpri/Briston N
Dipinjami motor antik untuk berfoto | dokpri/Briston N

3) Curug Lawe, Ungaran

Saat pacaran, Yanti mengajakku ke air terjun Curug Lawe dan Curug Benowo di Ungaran. Ia yang kelahiran Sumatra sudah tujuh kali ke tempat ini, karena kuliahnya di Semarang, sering jalan-jalan dengan teman kuliahnya. Aku yang kelahiran Jawa Tengah baru ke sini.

Foto prewed di Curug Lawe | dokpri/Briston N
Foto prewed di Curug Lawe | dokpri/Briston N
Bagi yang bukan pecinta alam pun, pasti dibuat takjub dengan pesona air terjun ini. Megah, indah, menyegarkan. Dalam kunjungan itu, kami sempat mendoakan suatu saat jika Tuhan izinkan kami ingin foto prewed di sini. Dengan kemurahan Tuhan, doa kami dikabulkan. Bersyukur cuacanya cerah, jadi kami dapat hasil foto yang cukup baik.

Foto prewed di Curug Lawe | dokpri/Briston N
Foto prewed di Curug Lawe | dokpri/Briston N

4) Dusun Semurup, Tuntang

Jembatan Tuntang adalah penghubung Salatiga-Ungaran yang terpisah oleh aliran sungai yang berasal dari Rawa Pening. Di bawah jembatan terdapat eks rangkaian rel kereta jalur Purwodadi. (Kini masih dipakai untuk kereta wisata)

Di dekatnya ada Dusun Semurup yang dibangun jembatan biru. Dari atas jembatan ini pengunjung bisa menikmati pemandangan Rawa Pening dengan latar perbukitan ke arah Banyu Biru. Paling cocok ke sini adalah saat sore, sinar mentari senja menghangatkan suasana, ditemani terpaan angin yang lembut.

Foto prewed di Dusun Semurup | dokpri/Briston N
Foto prewed di Dusun Semurup | dokpri/Briston N

Di besi pembatas jembatan, kami berpose lalu kamera yang dipegang calon adik ipar langsung menjepret kami. Ah, kostum baju pink dan celana jeans biru cerah nampak sempurna dengan latar belakang air rawa dan perbukitan membiru di belakang sana. 

***

Foto-foto di atas mungkin tidak sempurna. Namun, kami puas dan sangat bersyukur. Bersyukur untuk keindahan alam yang Tuhan ciptakan, untuk Pasangan Hidup yang Tuhan hadirkan, dan untuk kesempatan mengabadikan foto prewed dengan biaya terjangkau. Begitu sempurna campur tangan Tuhan dalam kisah kami. --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun