Namun, betapa baiknya Tuhan. Ia bisa menangkap hati setiap kita dengan cara yang unik, berbeda untuk tiap orang. Saulus adalah penganut garis keras Hukum Taurat. Tapi, ia menganiaya jemaat yang percaya pada Yesus, karena dianggap ajaran sesat.
Dalam perjalanan ke Damsyik untuk menangkap para murid Yesus, Saulus jatuh dan ditegur langsung oleh Yesus. Akibatnya ia buta selama tiga hari. Setelah perjumpaan yang ajaib itu, Saulus bertobat dan memberitakan Injil dengan sangat giat. Namanya berubah menjadi Paulus.
Aku mengikuti kegiatan Pusat Pengembangan Anak (PPA), Yayasan Compassion Indonesia. Suatu LSM Kristen yang bertujuan memperlengkapi anak-anak dalam kebenaran firman Tuhan. Singkatnya, aku ikut Sekolah Minggu di gereja tempat PPA itu. Sebab, teman-temannya lebih menyenangkan. Kegiatannya juga menarik. Meski harus lama perjalanan naik angkota, aku senang.
PPA, salah satu komunitas yang menolongku untuk bertobat dan bertumbuh dalam pengenalan yang benar kepada Yesus. Lainnya, KTB melalui Yayasan Perkantas--di mana aku dipertemukan dengan Pasangan Hidupku.
Kembali ke Sekolah Minggu (berikutnya disebut SM). Aku dan istri sadar, pendidikan anak tidak semata hal kognitif, tapi juga pada aspek spiritual. SM jadi salah satu pilar pendidikan iman bagi anak yang dinaungi oleh gereja. Gereja maju, kalau Sekolah Minggunya dikerjakan.
Maka, aku dan istri berkomitmen mendukung anak dalam SM. Kami mengantar si kecil tiba jam 7. Persiapannya? Ruwet. Kami kesulitan tidur awal. Batita kami sudah dimandikan. Bawaannya banyak. Menyerah? Tidak.
Selesai SM jam 8, kami mengantar anak ke tempat Mbah, 15 menit naik motor. Harus menunggu Mbah pulang ibadah, jam 9. Lalu, kami ke gereja lagi untuk ibadah jam 9.30. "Papa mama K** rajin ya, paginya menemani SM, lalu ibadah lagi." ungkap salah satu guru.
Aku juga melayani di kelas 2 sebagai gitaris, kadang Pembawa Firman. Kalau aku bertugas, istri yang menemani si kecil (polahnya ya ampun, bak cacing kepanasan. Tak mau diam. Maunya lari-larian, pegang ini itu.)
Aku berterima kasih pada Tuhan, melalui gereja yang mendukung Sekolah Minggu. Pada para guru-guru (baik mahasiswa maupun ibu-ibu) yang mengajar sepenuh hati meski tak dibayar.