Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perjuangan Menjadi Orang Tua di Era Postmodern

4 Maret 2024   00:30 Diperbarui: 4 Maret 2024   00:30 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri Ariani di AGT | dok. Rizal Badudu

Ayah dan ibu harus berbagi tugas dengan anaknya untuk dating. Ayah dengan anak lelaki (men's talk), ibu dengan anak perempuan (women's talk). Bisa juga bergantian untuk berbagi sudut pandang.

Sesi 4

Markus 12:30-31 memberi petunjuk agar kita mengasihi Allah dan sesama manusia seperti diri sendiri, BUKAN mengasihi diri sendiri. Bandingkan dengan tren di medsos saat ini, banyak konten yang mengkampanyekan tentang self love.

Tren child-free misalnya, alasannya capek dan repot. Tidak salah dengan tidak memiliki anak, yang keliru adalah alasannya. Seperti artis Gita Savitri dan suaminya yang memutuskan child free agar lebih awet muda. Ini namanya mengasihi diri sendiri.

Perintah mengasihi Allah dan sesama bukanlah urutan. Mengasihi diri dulu, baru mengasihi Allah dan sesama. Saat kita merasakan anugerah Allah, lalu mengasihi Allah, maka kita dengan mudah bisa mengasihi diri dan sesama.

Ingat prinsip desain asli dari Tuhan. Ada 10 hal dalam diri kita yang tidak bisa diubah, misalnya fisik, gender, urutan lahir, kewarganegaraan, dll. Memahami desain dari Tuhhan atas diri kita adalah bentuk mengasihi diri yang benar.

Sebagai penutup sesi 4, Pak Rizal memberi analogi tentang pilot pesawat dan petugas ATC (Air Traffic Controller). Anak kita adalah pilot, mereka yang mengendalikan laju dan gerakan pesawat. Orang tua tidak perlu menerobos masuk ruang kokpit. Orang tua cukup memandu pilot dari menara ATC. Harusnya orang tua bisa membangun kerja sama dengan anak dalam transisi usianya (10-12 tahun).

***

Mengakhiri semua sesi, putra ke-6 JS Badudu--penulis Kamus Bahasa Indonesia--ini meminta peserta menuliskan komitmen setelah mengikuti seminar ini, kami harus berubah. Setiap kami diberi selembar kertas, diisi, difoto dan lembarannya dikumpulkan. Aku dan istri berkomitmen:
1) Meminimalisir penggunaan HP, memperbanyak aktivitas yang interaktif.
2) Mengusahakan minimal 1x seminggu untuk keluar rumah bermain bersama anak.
3) Mengurangi ekspresi/ emosi negatif di depan anak.

Demikian sharing kami tentang seminar parenting di era postmodern. Semoga bermanfaat! Semangat mendidik anak kita! --KRAISWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun