Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Perjuangan Menjadi Orang Tua di Era Postmodern

4 Maret 2024   00:30 Diperbarui: 4 Maret 2024   00:30 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat fase mendidik anak | dok. Rizal Badudu

Orang tua milenial menghadapi tantangan besar dalam parenting di era postmodern. Postmodern (pascamodernisme) diartikan bentuk radikal dari kemodernan yang akhirnya "mati sendiri" karena kesulitan menyeragamkan berbagai teori. (Derrida, Foucault dan Baudrillard) Ciri pemikiran pada era pascamodern ini adalah pluralitas berpikir dihargai, setiap orang boleh berbicara dengan bebas sesuai pemikirannya. Postmodern ditandai dengan adanya perbedaan generasi dan sudut pandang akan segala sesuatu.

Ada 4 sesi selama seminar ini. Aku merangkum dari tiap sesi.

Sesi 1

2 Timotius 3:1-3 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,

Di era postmodern, kita hidup di zaman tsunami informasi. Ada orang tua yang menjadikan HP sebagai peace setter bagi anaknya yang berusia 2 tahun. Apakah anak terjamin tenang? Ya. Tapi, orang tua bakal mengalami beragam masalah saat anak di usia 7 tahun.

Generasi postmodern (sebutan kemudian: postmo) ingin hidup sebebas-bebasnya. Tidak perlu pengajaran Alkitab, aturan agama maupun rasionalitas. Mereka kecewa dengan otoritas, sehingga kebenaran hanya ada di dalam diri. 

Generasi postmo menghadapi berbagai ancaman, seperti seks bebas, LGBT, bingung memilih gender, ada artis yang bercerai tapi baik-baik saja. Selebgram, Tiktoker dan para influencer menampilkan paham ini secara masif. Lama-lama, diterima anak sebagai kebenaran. Inilah bahayanya kalau mempercayakan anak pada HP yang dianggap membuat tenang.

Berikut ini beberapa contoh perbedaan sudut pandang orang tua VS anak-anak generasi postmo:
Baby boomers dan Gen X: "Tuhan menciptakan pernikahan.", "Anak adalah berkat bagi keluarga.", "Aborsi=pembunuhan!"

Millennials dan Gen Z: "Gak perlu nikah zaman sekarang.", "Aku gak mau punya anak! (child-free)", "Aborsi itu pilihan."

Sesi 2

Kita sebagai orang dewasa harus bisa menghadirkan komunitas yang otentik, bukan jaim. Anak-anak zaman sekarang bakal tahu kalau kita jaim. Misal, kalau kita bersalah maukah kita meminta maaf?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun