Dari rekomendasi beberapa kakak alumni, kami diarahkan untuk menghubungi salah satu alumni Perkantas Purwokerto. Beliau punya latar belakang konseling pranikah. Ini pun tidak langsung menjadi mudah.
Kakak itu domisili di Purwokerto, aku di Salatiga, Yanti di Jakarta. Ketiganya terpisah di kota yang berbeda. Rencananya, saat liburan kami akan ke Purwokerto untuk bimbingan. Sambil ketemuan, jalan-jalan, sekalian bimbingan. Sekali dayung, tiga pulau terlampaui.
Februari 2020 kakak ini sedang mengisi materi dalam ret-ret di daerah Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Kami meminta izin untuk bertemu dan menyampaikan maksud kami. Kakak itu setuju untuk kami temui di tengah kesibukannya.Â
Yanti pas ada dinas ke Kulonprogo, pas weekend. Aku meluncur ke Solo naik bis, lalu mencari persewaan sepeda motor. Aku menjemput Yanti di stasiun Purwosari, lalu meluncur ke lokasi ret-ret.
Kami diajukan beberapa pertanyaan dasar, sudah berapa tahun pacaran, benarkah kami sudah siap untuk menikah. Setelah cukup berdiskusi dan menceritakan maksud kami, kakak itu perlu istirahat. Syukurnya, kakak itu menyediakan layanan konseling online melalui panggilan video WhatsApp (waktu itu sudah bisa call conference). Kakak ini melayani juga pasangan yang LDR antar-kota. Siapa sangka, layanan ini sangat menolong bimbingan kami di masa pandemi.
Nanti malam selesai kakak itu sesi, kami diundang kembali untuk membahas materi. Bahannya sudah dikirimkan sebelumnya via email, sudah aku cetak berikut untuk Yanti. Maka kami pun pamit mencari tempat makan, sekaligus untuk menyiapkan materi sebelum diskusi dengan kakak itu.
Kembali ke tempat retreat. Di salah satu sudut ruang makan, kakak itu menjelaskan kurikulumnya. Materi ini terdiri dari 19 bab yang akan dibahas kurang lebih 6 bulan. Kami dijelaskan tujuan bimbingan pranikah, di antaranya mempersiapkan kehidupan pernikahan, memperjelas harapan masing-masing, dan meraih kehidupan pernikahan yang bahagia.
Kami juga diminta membaca pernyataan komitmen peserta dan menandatanganinya. Kami diberikan sejumlah pertanyaan, apakah sudah siap menikah serta mengisi data diri. Dari pertemuan pertama saja kami tahu, bahwa Tuhan membimbing langkah pernikahan kami melalui orang yang tepat. Selalu ada pimpinan Tuhan bagi mereka yang meminta dan mencari. Kiranya Tuhan menolong kami dalam hari-hari ke depan mempersiapkan pernikahan. --KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H