Mengarungi sungai, sudah. Naik jeep tur Merapi, sudah. Waktunya mengisi perut.
Sebagai generasi 80-90-an kami lebih menikmati masakan tradisional Jawa dibanding fast food. Wedangan Kampoeng jodohnya.
Adalah sebuah tempat makan dengan desain rumah tradisional khas Jawa. Ada kolam ikan yang dangkal tapi banyak ikannya. Ada banyak gazebo yang vintage banget. Menu masakannya beragam dari olahan ayam, tahu-tempe, garang asem sampai bothok. Jangan lupa kerupuk dan sambal. Minumannya kopi, wedang jahe, jeruk dan minuman tradisional lainnya. Enak, kenyang, terjangkau, tempatnya asik.
4) Jalan-jalan ke Malioboro
Malioboro adalah Jogja. Belum ke Jogja kalau belum mampir Malioboro.
Dulu sekali waktu masih kecil, kalau warga kampung piknik ke Jogja wajib mampir ke Malioboro. Oleh-oleh bakpia pathuk. Saat sekolah hingga dewasa, tak pernah bosan mengunjungi Jogja. Istimewa.
Kami langsung berpencar tiap kelompok. Ada yang mau belanja batik, jajanan, minuman, atau masuk mal sekedar buat ngadem.
Aku dan beberapa teman cowok mampir di kedai kopi (kami penikmat). Menikmati sore di Jogja dengan secangkir kopi. Menyimak lalu lintas manusia berlaku lalang dengan bermacam agenda. Lampu temaram di tepi jalan menambah semarak. Eloknya. Istimewa.
Bagi warga lokal, kiranya menyapa setiap wisatawan sambil berjoget bareng Ndarboy Genk,Â