Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Program Ganjar Satu Desa, Satu Faskes, Satu Nakes: Logis dan Sesuai Kebutuhan

28 Desember 2023   11:50 Diperbarui: 29 Desember 2023   11:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Emrus, kemajuan sebuah negara bermula dari desa. Jika tingkat kesehatan di desa bagus, otomatis tingkat kelurahan dan kecamatan akan mengikuti. Menurutnya, Ganjar-Mahfud bisa menemukan berbagai sumber pembiayaan baru dengan mengelola kekayaan alam Indonesia yang melimpah. Mereka, dengan background hukum, juga diyakini dapat memberantas korupsi yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi melambat, yakni dengan mengirim koruptor ke Lapas Nusakambangan.

Ganjar hendak mencapai rasio dokter dan nakes ideal dengan kualitas pelayanan tinggi dengan memastikan akses puskesmas/ pustu bagi masyarakat, khususnya untuk wilayah 3T dan perbatasan. Ganjar-Mahfud hendak memastikan anggaran kesehatan minimal 5% di luar gaji pegawai.

Rekam jejak Ganjar sebagai Gubernur Jateng dua periode membuktikan komitmennya menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat. Pada 2013-2020 Ganjar menyalurkan bantuan sebesar Rp161.078.692.803 bagi puskesmas di Jawa Tengah. Ganjar telah membangun 47 puskesmas baru, 11 puskesmas pembantu baru beserta alat kesehatannya.

Untuk mewujudkan Satu Desa, Satu Faskes, Ganjar-Mahfud akan meningkatkan akses kesehatan di desa dengan membangun 9.344 puskesmas kelas C/pustu desa yang akan dibangun hingga 2029. Target yang besar. Ganjar-Mahfud juga akan meningkatkan kuota mahasiswa kedokteran per dosen (dari 1:3 menjadi 1:5) dan peningkatan jumlah dosen hingga dua kali lipat serta mempercepat pemenuhan kebutuhan dokter spesialis.

Implementasi telemedicine dan layanan Konsul Keliling (KOLING) dengan merealisasikan digitalisasi layanan kesehatan. Nakes keliling dari pintu ke pintu untuk memberikan pelayanan dan pendataan status kesehatan serta asistensi rujukan. Ini logis dan bisa diterapkan.

Jika masyarakat sehat, akan produktif untuk bekerja dan berkreasi. Orang yang bekerja akan lebih terampil, adaptif, dan mandiri, dibanding jika hanya disuapi. Pembangunan Indonesia di bidang kesehatan ini penting, dimulai dari desa dan daerah tertinggal. Jika fasilitas kesehatan di desa tersedia, daerah lain tidak mustahil mengikuti. Indonesia maju pun bukan sekedar angan. --KRAISWAN  

Referensi: 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun