Sebab Natal tak akan berarti tanpa kasihMu
Lahir di hatiku
***
Penggalan lagu di atas menjadi pengingat, bahwa Natal adalah tentang kasih Allah kepada manusia. Tanpa kasih Allah, Natal tak akan berarti. Bukan soal pakaian baru, makanan enak, pohon Natal dengan lampu warna-warni atau dekorasi yang meriah. Natal adalah kasih Allah yang dinyatakan kepada manusia berdosa.
Allah melawat manusia
Sejak kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa, ke dalam dosa hidupnya kelam dan tanpa harapan. Maut menjadi ganjaran yang mustahil dihindari. Namun, Allah tidak tinggal diam.
Para nabi sudah menubuatkan hadirnya Juruselamat yang akan menyelamatkan manusia dari dosa (saat itu, bangsa Israel hidup dalam penjajahan Romawi). Juruselamat/ pembebas itu digambarkan sebagai sosok gagah seperti pahlawan perang yang menaiki kuda yang gagah. Atau, setidak-tidaknya pembebas itu berkuasa dan berwibawa layaknya seorang raja.
Ratusan tahun kemudian, nubuatan itu pun digenapi. Allah melawat manusia. Tapi sosok Juruselamat itu bertolakbelakang dengan figur di atas. Dilahirkan di kota kecil Betlehem (salah satu daerah di Yerusalem), lahir dari orang biasa. Alih-alih di kamar istana, Penyelamat ini dilahirkan di palungan (kemungkinan kandang domba), setelah menjadi 'buron' Herodes (penguasa Romawi waktu itu) saat dalam kandungan ibunya.
Bukan kuda gagah, tunggangannya adalah keledai yang lamban dan lemah. Bukan pedang atau tombak, tangannya menyalurkan kasih sebagai 'senjata'. Pembebas macam apa ini...?
Juruselamat yang penuh kasih
Berbeda dengan kerajaan-kerajaan di dunia, kekuasaan Sang Juruselamat itu lemah lembut, rendah hati, dan penuh kasih. Hal ini dibuktikan dengan caraNya memilih orang-orang biasa dan yang Ia kehendaki untuk memberitakan kelahiranNya. Pertama, Yesus--Sang Mesias itu memilih lahir dari rahim Maria--perempuan biasa. Ayahnya Yusuf, hanya seorang tukang kayu meski berasal dari keturunan Raja Daud yang mashyur.
Proses kehadiran bayi kudus ini juga bukan secara biologis karena dorongan hasrat manusiawi, melainkan proses pembuahan oleh Roh Kudus. Yang kudus, kenapa bisa lahir dari yang tidak kudus? (Semua manusia pada hakikatnya adalah berdosa.) Inilah kehebatan Allah. Dalam kekudusanNya, ia berkenan memakai manusia yang berdosa.