Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pilih Anak Meronta Tanpa HP atau Anak Diam karena HP?

16 Desember 2023   08:24 Diperbarui: 17 Desember 2023   15:00 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak dan gadget (shutterstock via kompas.com)

Betapa pun repotnya kami (aku bekerja, istri mengurus rumah), kami mengasuh anak kami sendiri. Sesekali saja minta bantuan Mbah untuk menjaga si kecil. Meski anak sudah tahu memakai HP dan pasti tenang jika sudah memakai HP, kami tidak akan memberinya sebelum ia bisa diajari tanggung jawab. (Baca: tidak punya uang).

Kalau mau menonton Youtube, kami pinjami dari HP istri atau HP-ku dan waktunya terbatas. Kami yang pegang otoritas. HP istri sering jadi korban karena ia 24 jam bersama anak. Jika si anak tidak hati-hati saat mengambil, HP mamanya pun jatuh. Layarnya bergaris-garis, dan salah satu sudutnya sudah hitam.

Sedih nggak? Itu harga yang harus dibayar. Daripada anak diserahkan pada HP, lalu ia jadi kecanduan dan susah didisiplin apalagi sampai terjebak dalam konten yang merusak.

WHO bahkan melarang keras anak di bawah dua tahun bermain HP. Hal ini supaya anak bisa melakukan kegiatan fisik dan istirahat cukup, sehingga bisa bertumbuh optimal dan lebih sehat.

Sering anak kami meronta-ronta karena minta mainan HP tapi tidak kami beri. Teriak-teriak, rebahan di lantai, berisik. Ada indikasi tantrum. Tapi, kalau kreatif kita bisa mengalihkan pada hal yang lain. Misalnya menggambar, memakai mobil-mobilan/ boneka, atau jalan-jalan di sekitar kompleks.

Duet main 'drum' dengan anak seru juga | dokumentasi pribadi
Duet main 'drum' dengan anak seru juga | dokumentasi pribadi

Tak kalah menarik, kita bisa pakai barang-barang di rumah untuk memancing kreatifitas anak. Anak kami suka memainkan benda-benda yang bisa dipencet dan bersuara nyaring. Toples, ember, panci, kaleng, sendok sayur stainles, dan semua yang bisa berbunyi.

Suatu hari aku keidean mengajaknya main drum-drum-an dari kaleng kue bekas. Ternyata seru. Aku berduet ngedrum dengan anakku. Aslinya aku pengen ngedrum sejak dulu. Baru kesampaian sekarang.

Di medsos banyak sekali aktivitas edukatif yang bisa dilakukan orangtua dengan anak, dengan bahan-bahan di sekitar. Meski repot, capek dan mungkin rumah berantakan. Itu sepadan, daripada anak diam karena HP. --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun