Di luar nalar, Gibran menjawab pertanyaan Sule dengan pertanyaan. Anak presiden gituloh! “Emangnya apa yang salah dengan joget? Apa yang salah dengan gembira? Sekarang saya tanya ya. Boleh tidak masyarakat hidup gembira? Boleh tidak masyarakat makin sejahtera? Boleh tidak masyarakat makin bahagia?”
Puas, puas??
Perkataan Gibran ini ditanggapi netizen di TikTok @maribersuara.co. Bukan nggak boleh gembira, bahagia, berjoget, bukan itu. Tapi masalahnya Indonesia sedang mencari calon pemimpin yang serius, yang bisa menyelesaikan masalah-masalah kompleksnya Indonesia. Bukan spek pemimpin yang ngakunya gemoy, ternyata gembrot (doang).
Apalagi Prabowo bergandengan dengan belimbing sayur—sebutan untuk Gibran—yang rasanya asem seasem asam sulfat. Nalarnya begini. Kalau emang dengan berjoget Indonesia bisa langsung sejahtera, ngapain bapaknya Gibran kemarin bangun trans Papua, tol Kalimantan, tol Sumatra, MRT, WHOOSH, LRT, dan lain-lain.
Harusnya kan bangun panggung, ya kan? Joget doloeh…
Kalau pemimpin seproduktif bapaknya Gibran aja masih banyak kemiskinan, masih belum sejahtera, lah apa kabar kalau cuman jogetan tok? Halooooo… belimbing sayur.
Penutup
Semua orang ingin bahagia. Semua rakyat berhak sejahtera. Tapi cuman joget-joget di masa kampanye tidak membuat rakyat otomatis bahagia, apalagi sejahtera. Indonesia butuh pemimpin yang solutif dengan gagasan cemerlang. Bapaknya Gibran pernah bilang, ini eranya pertarungan ide/ gagasan. Anaknya malah joget-joget dengan pasangan capresnya.
Kalau mau joget-joget, bikin panggung saja, bergabung dengan Sule dan Andre. –KRAISWAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H