Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anak Dua Tahun Tidur Sendiri, Gak Bahaya Tah?

2 November 2023   06:21 Diperbarui: 3 November 2023   21:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak sudah kelas 6 SD tapi tidak bisa menjaga barang pribadi, sering datang terlambat karena bangun kesiangan, mudah tersinggung dan suka protes jika menghadapi masalah. Bahkan sering menangis dan tidak disiplin.

Anda pernah menemui anak demikian?

***

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya Orang Jawa, rasa sayang kepada anak seringkali ditunjukkan secara berlebihan. Apalagi kalau anak pertama. Didukung oleh Mbah yang punya cucu pertama. Istilahnya, sisa hidupnya bakal diberikan demi anak/ cucunya senang.

Bagi kalangan menengah ke atas, biasanya punya asisten rumah tangga. Segala urusan di rumah, termasuk keperluan anaknya, diurus oleh asisten. Hal ini baik adanya, toh mereka mampu membayar gaji asisten. Masalahnya, jika semua dikerjakan asisten, sedang anak tidak pernah diberi kesempatan untuk mencoba dan melakukan sendiri, kapan ia akan mandiri?

Bisa jadi, anak akan tumbuh menjadi seperti yang aku ceritakan di depan. Ada kisah seorang pria yang sudah menikah dan punya anak. Ia dan istrinya sudah punya gaji tetap. Tapi tiap bulan masih minta uang pada ayahnya yang sudah pensiun. Payah.

Anak tidak akan seterusnya tinggal di dalam rumah. Bahkan, ia tidak akan terus bersama orang tua, karena suatu saat orang tua akan meninggal. Kehidupan di dunia takkan seindah dan semudah di dalam rumah.

Aku dan istri berkomitmen untuk melatih anak kami (2 tahun) mandiri sejak dini. Kami mulai dari kebiasaan saat makan. Harus menghabiskan makanan, dan tidak boleh menyia-nyiakannya. Syukurnya, anak kami gampang makan. Apalagi kalau menunya cocok (masakan istriku).

Sesekali jika tidak suka ia akan memuntahkannya, dengan cara yang sopan. Alih-alih dihamburkan, ia menaruh makanan di tangannya (yang ini kami tak pernah ajari), lalu ditaruh di piring. Kami mengajarinya supaya tetap sopan, termasuk saat makan.

Setiap dari luar rumah, kami mengajarinya untuk melepas sendal dan menaruhnya di dekat pintu. Ia bisa mencopot sendiri dan menatanya rapi bersisian. 

"Terima kasih, Nak!" ujarku. (Tidak selalu berhasil, tapi kami terus mencoba.)

Selesai bermain, kami mendorongnya untuk mengembalikan ke tempat semula. Tidak selalu anak kami mau merapikan mainannya. Tapi kami terus mengajari. Apalagi kalau mainannya kecil-kecil seperti lego. Tak cukup mainan, alat tulis di sini, panci di situ, sendok sayur di sana. Aduh, pusing mamanya!

Berikutnya, kami melatihnya tidur sejak dini. Loh, gak bahaya tah? 

Kami sadar bahwa kemandirian harus diajarkan sejak dini, termasuk untuk tidur sendiri. Mulanya, selalu saja ada alasannya. Rumah kami sempit, ada banyak barang, anak terbangun tengah malam, dan masih banyak lagi. Tapi, jika terus beralasan tidak akan pernah mandiri.

Bagi masyarakat di negara Barat seperti Amerika misalnya, mereka menerapkan pola asuh distal. Pola asuh ini mengutamakan kebebasan serta komunikasi efektif melalui kata-kata, kontak mata maupun ekspresi wajah. Salah satu wujud pola asuh ini adalah membiasakan anak tidur di kamar sendiri sejak usia satu tahun.

Dengan menanamkan rasa bebas sejak dini, anak diharapkan bisa bersikap dan siap menjadi mandiri. Orang tua Barat tidak melihat usia anak, melainkan memperlakukannya seperti orang dewasa. Bertolak belakang dengan kita di Indonesia, meski sudah SD seringkali anak masih tidur dengan orang tua.

Melansir dari kompas.com, tidak ada patokan usia bagi anak untuk tidur sendiri. Hal ini bergantung pada pola asuh orang tua. Sedangkan dari sebuah artikel di Medicine.net, para ahli menyarankan anak tidur di kamar sendiri sedini mungkin. Akan lebih mudah mengajari anak berusia 1-3 tahun tidur sendiri. (Beberapa orang tua membelikan kotak ranjang anak yang ada pagarnya, jadi anak tidak bisa turun sendiri di usia ini.)

Menurut Quirky Kid, banyak orang tua membiarkan anaknya tidur sendiri mulai usia 2 tahun. Poinnya, doronglah anak untuk tidur sendiri saat orang tua merasa yakin bahwa anak sudah siap. Misalnya tidak lagi mengompol atau bisa mengambil minum sendiri jika haus di tengah malam.

Ada salah satu tips yang bisa dilakukan untuk mengajari anak tidur sendiri. Bawa anak ke tempat tidur saat ia mulai mengantuk, bukannya saat ia sudah tertidur. Ini akan membantu anak memiliki pola dan kebiasaan bagaimana ia tidur sendiri. Pola ini juga yang aku dan istri juga terapkan.

Hampir satu bulan ini, menjelang ulang tahun ke-2 anak, kami sudah bisa membiarkannya tidur sendiri. Selesai makan malam, anak kami main sebentar. Maksimal satu jam kemudian, kami buatkan susu atau air madu hangat, lalu membacakan cerita Alkitab sebelum tidur.

Sejauh ini kami berhasil, anak bisa tidur sendiri. Sesekali anak terbangun, entah karena digigit nyamuk, atau kehausan. Paginya, sesekali ia menangis karena tidak kami tunggui. Tapi sering juga ia bisa bangun (kasur kami tidak pakai dipan), buka pintu sendiri dan mencari kami ke kamar belakang. Hebat.

Kiranya mengajarkan anak tidur sendiri menjadi cara efektif kami melatih anak menjadi mandiri, sambil kami terus melakukan evaluasi. --KRAISWAN

Referensi: 1, 2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun