Ada beberapa buku saku tentang hewan-hewan (ia juga menggemari hewan) yang ia sudah hafal nama-namanya, dan sebagian besar suaranya.
Menjelang jam 20.00, anak kami mulai senewen. Minta dibuatkan susu atau air madu hangat. "Papah, waktunya membaca cerita Alkitab!" ajak istriku.
Menanamkan kebenaran adalah tugas ayah dan ibu
Mendidik anak, lebih jauh, menanamkan kebenaran adalah tugas suami-istri, ayah dan ibu. Wahai para suami, jangan limpahkan tanggung jawabmu mendidik anak hanya kepada istri.
Begitu masuk kamar, anak kami naik ke kasur (tanpa dipan) sendiri, lalu duduk di pangkuan mamanya. Tak lupa, selimut pink kesukaannya harus ada di dekatnya. (Kalau sudah tidur, selalu digigit ujungnya, sampai semua sudut jadi kucel).
Aku yang bertugas membacakan cerita sambil memperlihatkan gambar ilustrasinya. Aku juga memberikan kesimpulan dari cerita. Buku ini bilingual, Bahasa Indonesia dan Inggris. Tapi kami fokus pada Bahasa Indonesia terlebih dahulu. Itu penting sebagai bahasa ibu.
Buku ini menceritakan per tokoh, dan tiap tokohnya diceritakan dengan sederhana dan singkat. Selesai satu tokoh dibacakan, anak kami tidak terima, "Baca agiii...!" Nah, kan?
Dari pengalaman kami, mendongeng/membacakan cerita sangat berdampak bagi anak. Anak kami tahu sudah kenal jenis-jenis hewan, mobil berikut nama dan suaranya. Ia tahu waktunya membaca sebelum tidur.
Harapannya, nilai-nilai kebenaran juga akan ia terima sejak dini. Sehingga di masa mudanya nanti, ia bisa berjalan di jalan yang benar sesuai ajaran firman Tuhan. Ingat, jika kita tidak mendidik anak-anak kita, dunia yang akan mendidik mereka. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H