Aku bersyukur, dalam semua kesibukanku diizinkan menemani dan menyaksikan perkembangan anak kami. Maka, salah satu bentuk komitmenku untuk meluangkan waktu bagi keluarga adalah tidak mengambil les tambahan setiap hari.
Sabtu adalah waktu terbaik untuk menikmati bersama anak dan istri. Itu pun kalau tidak ada pekerjaan tambahan.
Seperti minggu lalu, misalnya. Agendaku cukup padat dari pagi sampai sore. Lima hari sudah penuh agenda, masa hari Sabtu juga mau menyisakan waktu buat istri dan anak?
Maka aku sudah mengatur strategi dengan istri. Paginya kami belanja ke pasar. Setelahnya menemani si anak bayi berenang di kolam renang umum Kalitaman, dekat dengan SMP-ku dulu.
Hari itu sangat ramai, banyak anak sekolah dari jenjang SD hingga SMA berenang di sini. Melihat kerumunan manusia di kolam itu, anak bayi kami antusias. Saat diganti pakaian renang, ia melihat di kolam dangkal ada ember di atas menara, yang kalau penuh isinya tumpah  dengan efek "Byuuurr!!!"
Belum juga masuk di air, si bayi sudah "aok pita puang..." (Ayo, kita pulang) Gawat. Anak kami sering jatuh dan terbentur tangan, lutut, sampai kepalanya; ia tak ada kapok atau trauma. Namun jika melihat suara kencang, ledakan kembang api, kilatan petir, atau suara membahana seperti air di ember yang tumpah itu ia malah takut.
Mana sudah bayar masuk sini, masa langsung pulang. Biar afdol, aku mencelukannya sekali dua ke kolam. Itu pun ia hanya mau sekali-dua, berikutnya dipegangnya tanganku erat melekat dalam gendongan. Istriku juga menyempatkan berenang. Aku tetap menjaga si kecil (baca: tak bisa berenang).
Inilah salah satu motivasi kami rutin mengajak anak ke kolam renang. Supaya ia tidak takut air, nanti di usia tiga tahun akan diikutkan kursus berenang. Ini penting sebagai salah satu keterampilan bertahan hidup, supaya tidak payah seperti bapaknya.
Selesai berenang, istriku mengantri untuk bilas dan ganti baju. Aku dan anak duluan mendekati pintu keluar. Ada sebuah taman dengan pohon beringin sebagai pusat. Ada beberapa wahana seperti ayunan, jungkat-jungkit dan tempat duduk. Si anak sudah antusias sejak naik anak tangga.