Faktor penentu berikutnya yakni ketekunan. Ada yang belum punya skill, tapi karena tekun akhirnya punya skill. Punya skill yang hebat pun kalau tidak kerja keras dalam jangka panjang akan luruh dan menguap juga.
Jika ingin serius berbisnis, orang harus memperhatikan kualitas produk, inovasi dan kepuasan konsumen. Popularitas artis bukan faktor terpenting. Orang akan membeli bukan melulu karena pemiliknya artis. Kuncinya tetap di produk yang dijual.
Hal yang sama disampaikan Pakar Pemasaran dan Founder and Chairman Mcorp Hermawan Kartajaya. Banyak orang mengira dengan branding dari tokoh terkenal bisa membuat bisnis berjalan dan menjadi kuat. Yang lebih penting dalam berbisnis adalah membuat keunikan atau diferensiasi pada produk.
Diferensiasi artinya pembeda. Tidak perlu jadi yang terbaik atau yang paling bagus. Yang penting punya keunikan. Bukan hanya murah maupun terkenal.
Hermawan menambahkan, diferensiasi bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, diferensiasi konteks yakni menarik perhatian konsumen, misalnya dengan tampilan kemasan atau dekorasi restoran. Kedua, diferensiasi konten berupa produk/ jasa yang berbeda yang bisa ditawarkan kepada konsumen.
Penghiburan untuk Raffi dan Kaesang
Meski beberapa bisnisnya tutup, tak lantas membuat mereka miskin. Dunia belum berakhir, Aa Rafa! Masih banyak bisnis yang lain. Bahkan, netizen menyebut Raffi dengan sultan rebahan. Mau bangkrut pun dia tetap kaya. Kaesang juga sudah terkenal di balik nama ayahnya yang adalah presiden.
Ada pula beberapa artis Indonesia yang bisnisnya sempat menjadi tren, kini bangkrut. Syahrini (Princess Cake), Chealsea Olivia (Semarang Wifecake), BCL (Bulgogi Brothers), dan Ayu Ting Ting (Kuenya Ayu).
Perlukah kita kasihan pada Raffi, Kaesang dan para artis yang bisnisnya tutup permanen? Ah, kasihanilah diri sendiri dulu. Satu bisnis pun belum punya! --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H