Sambil mengobrol, kami menikmati oleh-oleh yang kami bawa dari Jawa. Meski hanya berupa keripik atau sepotong kue, oleh-oleh ini dinantikan oleh keluarga---selain tentu saja kondisi yang sehat. Jam 19 lewat, bapak Yanti pulang. Aku langsung bersalaman, dan sontak bapak memelukku layaknya anaknya. Senang rasanya. Akhirnya bisa bertemu langsung dengan bapak di tanah Sumatra.
Orang Batak suka berkumpul. Sambil mengobrol, biasanya kaum bapak-bapak merokok ditemani tuak. Umumnya, mereka juga mengunyah daun sirih. Aku ingin tetap menimbrung sebenarnya. Namun ada beberapa kendala. Pertama, tidak tahu bahasa Batak. Kedua, aku lelah dan ngantukan. Jadi aku pamit untuk istirahat lebih dulu. Hari masih panjang untuk liburan di Sumatra.
Di mana aku akan tidur?
Prinsipnya tetap, selama belum menikah, kami tidak akan tidur dalam satu kamar. Aku tidur dengan si bungsu (laki-laki), Yanti tidur dengan adiknya nomor dua.
Liburan kali ini akan panjang dan menantang. Aku ingin mengeksplorasi tempat wisata di sekitar Danau Toba (dekat rumah Yanti) bersama Yanti dan keluarganya. Siapa sangka, aku perlu berkenalan dengan keluarga besar Yanti di kampung yang lain. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H