Kalau berani menikahi boru Batak, harus siap modal (uang) yang banyak.
Kira-kira, kalimat tersebut yang terus menghantui Kris. Pergumulan pribadi yang Kris alami cukup panjang, dan berliku. Menganggur berbulan-bulan, menjalani 'studi lanjut' ke Lombok, setelah mendapat pekerjaan pun dengan gaji pas-pasan.
Orang mau piknik saja butuh biaya. Apalagi menikahi anak orang. Orang Batak pula. Mahal!
Sebagai anak yang berbakti, sudah selayaknya kita membahagiakan orang tua yang sudah mengasuh, merawat, memelihara sejak lahir hingga menyekolahkan. Entahkah dengan pekerjaan mapan, lalu menyisihkan gaji bagi orang tua. Entah dengan pekerjaan bergengsi agar martabat orang tua terangkat. Maupun dengan menggelar pesta pernikahan yang meriah.
Semua orang tua tentu ingin anaknya (apalagi perempuan) menikah dengan orang yang memberikan kehidupan layak. Hidup layak berarti mapan, berkecukupan, dan bisa menjamin segala kebutuhan anaknya.
Dalam budaya Batak (mungkin juga dalam budaya etnis lain), ada istilah ganti rugi atas semua biaya yang dikeluarkan untuk membesarkan dan menguliahkan anaknya. Kondisi ini menjadi beban istimewa bagi Kris dan Yanti. Kris bukan berasal dari keluarga berada. Pendapatan Kris juga sangat terbatas. Apa yang bisa diharapkan dari Kris...?
Kami teringat kisah 5 roti dan 2 ikan. (Aku pernah mengulas kisah lengkapnya di sini.) Aku ceritakan rangkumannya ya... Yesus dan dua belas muridNya mengajar banyak orang. Yesus juga menyembuhkan orang sakit dan melakukan banyak mujizat.
Akibatnya, banyak orang ingin terus dekat pada Yesus. Ke mana Yesus pergi, orang banyak itu mengikuti. Padahal, Yesus dan para murid ingin beristirahat setelah seharin melayani. Sampailah mereka di suatu bukit. Para murid mengusulkan supaya Yesus membiarkan orang banyak itu pulang.
Ide yang bagus. Orang banyak pulang, mereka bisa me time. Kalau orang banyak terus mengikuti Yesus tanpa makan dan istirahat, mereka bisa kelelahan bahkan mati kelaparan. Tapi, alih-alih menuruti nasihat muridNya, Yesus justru memerintahkan para murid memberi makan orang banyak itu.
Dengan apa? Bagaimana caranya? Berapa banyak makanan yang diperlukan? Dari mana makanannya...?
Rupanya, di antara orang banyak itu ada seorang anak kecil yang memiliki 5 roti dan 2 ikan. Tapi, apa arti makanan itu bagi orang yang banyak?
Di tangan Yesus, makanan yang sedikit itu bisa dipakai untuk memberi makan orang banyak. Ia mengambil roti itu, berdoa, memecah-mecahkannya lalu membagikannya kepada orang banyak dalam masing-masing kelompok duduk. Hal yang sama dilakukanNya pada ikan-ikan itu.
Poinnya...? Di tangan Yesus, sesuatu yang kecil dan tidak berarti bisa Dia pakai untuk memelihara banyak orang. Itu juga yang kami yakini dalam hidup kami, khususnya dalam persiapan pernikahan kami.
Meskipun kami tidak punya cukup uang untuk melangsungkan pernikahan, kami akan terus beriman. Selama kami berjalan bersama Sang Pemilik Kehidupan, tidak ada satu pun yang perlu kami khawatirkan. Tuhan lebih dari sanggup untuk menolong dan menyediakan bagi kami.
'5 roti dan 2 ikan' itu bagi kami adalah pekerjaan, usaha sampingan maupun bakat dan talenta yang Tuhan percayakan dalam diri kami. Dari gaji kami masing-masing, sebanyak yang bisa kami sisihkan langsung dimasukkan di rekening khusus untuk biaya pernikahan. (Kami sudah mendoakan, satu pikiran dan saling percaya sehingga berani menyatukan tabungan.)
Selama menjadi mahasiswa kami sudah terbiasa melakukan gali dana untuk kegiatan di persekutuan, misalnya untuk retreat mahasiswa. Dari berjualan makanan, pakaian bekas, maupun kaos berdesain khusus.
Keterampilan ini kami teruskan hinga pacaran. Meski mendapat laba hanya seribu dua ribu, kalau ditekuni, hasilnya lumayan juga. Atas izin bosnya memakai resep dari kantornya, Yanti memproduksi minuman herbal di Salatiga, lalu kami pasarkan kepada teman, kenalan dan tetangga.
Yanti sering mendapat tugas tambahan dari kantornya. Misalnya harus mengisi di sebuah event, atau ada pekerjaan di luar kota. Biasanya bosnya memberikan bonus di luar gaji, kami langsung masukkan ke tabungan. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Anda sedang menyiapkan pernikahan dengan pasangan? Anda terkendala dengan biaya karena gaji yang pas-pasan? Ingat, 5 roti dan 2 ikan yang Anda punya bisa Tuhan pakai untuk memberi kecukupan. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H