Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Prewed di Bromo Pakai Flare, Niatnya Biar Berkesan Ujungnya Memalukan!

10 September 2023   00:25 Diperbarui: 10 September 2023   06:14 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prewed pakai flare merusak Gunung Bromo yang indah | foto: Shutterstock via kompas.com, detik.com

Prewed harusnya berkesan, bukannya menimbulkan bencana dan memalukan.

Pernikahan adalah momen penting yang akan dikenang seumur hidup. Sebagai bagian sejarah kehidupan, orang biasanya mendokumentasikan melalui foto/ video. Bahkan, sejak prewed sudah sibuk menyiapkan foto.

Banyak pasangan yang ingin foto prewed yang berkesan, dengan fotografer profesional, kostum yang menawan dan tempat yang menarik. Tapi prewed yang berkesan tidak harus merusak, bukan?

Calon pengantin asal Surabaya melakukan prewed di Bukit Teletubbies Gunung Bromo pada Rabu, 6/9/2023. Demi mendapat foto yang menakjubkan, pengantin ini menggunakan flare. Apes, bukannya berkesan malah berujung petaka.

Flare yang hendak dipakai gagal menyala dan meletup. Letupan ini yang kemudian membakar Lembah Wetangan, dan dalam sekejap membakar Padang Savana. Hingga Kamis malam (7/9/2023) api belum berhasil dipadamkan.

Atas insiden ini, pihak kepolisian menetapkan satu orang tersangka yakni manager WO, Andrie Wibowo Eka Wardhana (41), sementara lima orang lainnya menjadi saksi. Andrie terancam hukuman 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar atas tindakannya. Pihak kepolisian telah mengamankan barang bukti berupa korek, flare, kamera, serta baju pengantin.

Andrie tidak hanya bertanggung jawab saat sesi foto, tapi sejak awal ia menawarkan konsep prewed kepada HP (39) dan PMP (26) di Bukit Teletubbies Bromo dengan menggunakan flare. Calon pengantin berminat karena diberi contoh foto serupa menggunakan flare.

Andrie Wibowo, manager WO yang jadi tersangka | foto: detik.com
Andrie Wibowo, manager WO yang jadi tersangka | foto: detik.com

Tapi, foto yang dipresentasikan adalah kondisi rumputnya masih hijau, tidak kering, sehingga klien tertarik dan ingin melakukan foto prewed dengan flare. Meski sudah tahu bahwa rumput di savana itu kering dan mudah terbakar, Andrie tetap melanjutkan sesi foto dengan flare. Tidak profesional.

Bencana ini takkan terjadi kalau pengantin tidak menyetujui konsep fotonya. Ini musim kemarau, tentu saja rumputnya kering. Flare yang dinyalakan, karena menghasilkan panas berpotensi menimbulkan kebakaran. Teledor.

Diberitakan Andrie juga tidak mengantongi Surat Izin Memasuki Kawasan Konservasi (SIMAKSI) untuk melakukan sesi foto prewed. KOK BISA...?

Kasus ini perlu diselidiki lebih dalam. WO yang sudah punya nama, masuk wilayah konservasi tanpa surat izin. Lagi pula mereka membawa kru dan peralatan yang tentu tidak sedikit. Apakah penjaga/ pengelola tidak mengetahui hal ini?

Kalau pun tahu, harusnya dilakukan pengecekan, apalagi di musim kemarau seperti ini, apakah membawa barang yang memicu kebakaran atau tidak.

Lebih parah, begitu percikan api dari flare mulai membakar rumput savana yang kering, Andrie dan rekan-rekannya tidak segera melakukan tindakan memadamkan api, sehingga kebakaran membesar dan meluas. Mereka justru pura-pura bego sambil melihat HP. (Lihat video di sini)

Kebakaran di Bukit Teletubbies akibat prewed dengan flare | foto: IG/lambeturah
Kebakaran di Bukit Teletubbies akibat prewed dengan flare | foto: IG/lambeturah

 Atas keteledoran WO dan calon pengantin, netizen memberi kritikan pedas. @fuckteutic: Kabarin jadi nikah atau enggak itu orang. @iraaaberyl: Konsepnya gimana deh? Musim kemarau, nyalain flare, pake baju musim dingin juga . @mkiki_4581: Belom SAH aja udah bikin musibah.

Padahal, beberapa waktu sebelumnya Bromo sudah terjadi kebakaran. Yakni penemuan titik api oleh warga pada 29/8/2023 di lereng utara Jalan Malang-Lumajang, menjalar ke arah savana dan blok Jemplang Malang. Lalu pada 3/9/2023 di pintu masuk via Pasuruan.

Kemarau panjang menyebabkan rumput kering di daerah pegunungan mudah terbakar. Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengingatkan adanya potensi kebakaran hutan di kawasan wisata tersebut.

Apa itu flare?

Flare adalah sebutan untuk suar. KBBI: nyala api, suluh, pelita untuk memberikan tanda isyarat. Suar dapat menghasilkan cahaya terang dan panas, perpaduan bahan logam seperti magnesium yang mudah terbakar.

Flare populer digunakan sebagai alat pemberi sinyal dalam kondisi darurat. Namun, flare juga sering digunakan untuk memeriahkan suasana suatu acara, misalnya penonton sepak bola menyalakan flare di stadion saat pertandingan berakhir.

Apa fungsi flare sebenarnya?

Dalam dunia fotografi, efek cahaya yang ditimbulkan flare (berkilauan, bercorak atau bintik-bitin) justru dapat mengganggu kualitas foto. Namun, beberapa fotografer secara kreatif menggunakannya untuk membuat efek tertentu.

Dalam industri minyak dan gas, flare digunakan untuk membakar gas berbahaya atau beracun yang mungkin terlepas ke atmosfer, serta mengatasi tekanan berlebihan dalam sistem produksi.

Sedang dalam dunia militer, flare adalah amunisi yang dirancang untuk menghasilkan cahaya terang dan memancarkan panas saat ditembakkan. Ini sebagai sinyal darurat atau untuk penerangan dalam kondisi tertentu.

Dari prewed memakai flare di Bromo saat musim kemarau ini kita bisa belajar tiga hal, agar tidak berujung memalukan.

1) Perhatikan musim

WO milik Andrie tidak profesional. Masuk kawasan konservasi juga tanpa surat izin. Mempresentasikan foto pada calon pengantin saat rumputnya hijau, sedang sekarang musim kemarau pasti rumputnya kering.

Calon pengantin juga payah. Foto yang ditunjukkan saat musim apa, sekarang musim apa. Kalau mau yang hijau, menikahnya saat musim penghujan saja. Atau kalau memang harus segera, ganti konsep.

Lagi pula, konsep foto yang ditawarkan bukan main noraknya. Musim kemarau, memakai baju dingin, pakai flare. Hasilnya tidak bagus sama sekali. Emangnya mau main bola, timpal netizen.

Konsep foto prewed yang aneh | foto: Twitter/@kevinpramudya_ via suara.com
Konsep foto prewed yang aneh | foto: Twitter/@kevinpramudya_ via suara.com

2) Belajar dari pengalaman

Khususnya bagi pihak pengelola harusnya lebih ketat. Peristiwa kebakaran yang terjadi belakangan adalah peringatan. Ini ada sesi prewed bisa kecolongan ada yang membawa flare, tapi tidak diketahui. Pengelola harus belajar dari pengalaman.

3) Boleh prewed berkesan, tapi jangan memalukan

Prewed berkesan tidak harus mahal. Sesuaikan saja budget, konsep dan tidak kalah penting keselamatan. Inginnya berkesan, sudah bayar mahal, ujungnya memalukan. Tidak hanya persiapan pernikahan yang terganggu, pengunjung yang ingin ke Bromo juga terhalang. --KRAISWAN

Referensi: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun