Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Polusi Udara di Jakarta: Gegara Kendaraan Bermotor atau PLTU?

24 Agustus 2023   01:16 Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:50 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotornya udara di Jakarta | foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Aku pernah menonton sebuah film dokumenter sebuah perusahaan mobil terkenal. Saat itu, mobil adalah teknologi baru. Dalam proyektor hitam putih ditampilkan, asap dari kendaraan tersebut membuat burung yang terbang langsung mati dan terjatuh.

Adegan itu hendak memberi kritikan pada produsen mobil, betapa pun canggih penemuan ini akan berdampak buruk pada lingkungan. Puluhan tahun berlalu, dampak negatif akibat kendaraan bermotor dirasakan oleh manusia, khususnya di Jakarta, Indonesia.

Beberapa hari terakhir, Jakarta dilaporkan memiliki kualitas udara terburuk. Polusi udara sampai menimbulkan kabut dan gangguan kesehatan. Menteri ESDM sementara Sandiaga Uno menyebut, Presiden Jokowi mengalami batuk-batuk selama empat minggu.

Jokowi, orang nomor satu di Indonesia yang punya akses kelas satu bisa batuk berhari-hari akibat udara yang tercemar. Bagaimana nasibnya rakyat jelata di Jakarta?

Dipantau dari situs IQAir (Selasa 15/8), indeks kualitas udara di Jakarta mencapai angka 157, artinya tidak sehat. Konsentrasi PM2.5 (polutan acuan kualitas udara) di Jakarta saat ini 13.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. PM2.5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 mikrometer.

Tak hanya di Jakarta, kota-kota lain juga memiliki kualitas udara yang tidak kalah buruknya. Di Terentang, Kalimantan Barat indeksnya mencapai 177, dan Tangerang Selatan Provinsi Banten 169.

Prakiraan indeks kualitas udara (AQI) Jakarta. Foto: AQI
Prakiraan indeks kualitas udara (AQI) Jakarta. Foto: AQI

Sebenarnya, fenomena ini bukan puncak keburukan. Pada Juni 2022, DKI Jakarta dinobatkan sebagai daerah dengan kualitas udara terburuk pertama di dunia. TERBURUK. Indeks kualitas udaranya mencapai angka 185 AQI US pada 15/6/2022 pukul 10.00 WIB.

Hal ini disebabkan oleh kombinasi antara sumber emisi dari kontributor polusi udara dan faktor meteorologi yang menyebabkan terakumulasinya konsentrasi PM2.5. Selain itu juga dipengaruhi pabrik maupun industri yang menyebarkan limbah di daerah-daerah perbatasan. Polutan atau limbah itu akan tertiup angin dan menjadi polusi di kawasan Jakarta.

Di tahun ini, khususnya Rabu (23/8/2023) Indonesia (indeks 157) menjadi negara urutan keempat dengan kualitas udara terburuk setelah Dubai, UEA (172), Kuwait (186) dan Baghdad, Irak (159).

Seorang pilot membagikan foto langit Jakarta (Minggu 13/8) yang terpampang jelas polusinya. Fotonya dibagikan di Instagram dengan akun @kenjrot. Foto tersebut menampilan daerah yang nampak asing, karena diselimuti kabut putih.

Polusi di langit Jakarta | foto: IG/detikcom
Polusi di langit Jakarta | foto: IG/detikcom

Pilot tersebut menjelaskan, polusi ini bisa dilihat saat siang maupun malam. Saat siang mirip kabut dari ketinggian, sedangkan saat malam akan berpendar akibat pantulan cahaya dari perkotaan.

Pemerintah menyebut, sumber utama polusi udara di Jakarta adalah asap kendaraan. Sedangkan beberapa pihak menyebut, sumbernya yakni pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Atas kondisi ini, para pejabat negara menawarkan beberapa solusi. Presiden Jokowi: pindah ke IKN. Menteri LHK Siti Nurbaya: menerapkan pajak kendaraan beremisi tinggi. Penjabat Gubernur Heru: WFH bagi ASN. Menhub DKI Budi Sumadi: satu mobil wajib empat penumpang.

Para pejabat dan polusi di Jakarta | foto: katadata.co.id
Para pejabat dan polusi di Jakarta | foto: katadata.co.id

Apakah saran para pejabat ini efektif?

Heru: WFH bagi ASN. Uji coba WFH dimulai pada Senin 21/8/2023 bagi 50% ASN di Jakarta. Sedangkan penduduk Jakarta yang non-ASN lebih banyak. Meski ASN sudah melakukan WFH polusi di Jakarta tidak berkurang. Indeks kualitas udara masih di angka 168 menurut data IQAir.

Heru juga berencana mengubah kendaraan dinas di DKI Jakarta ke kendaraan listrik demi mengurangi polusi. Lagi, meski semua armada ASN diganti kendaraan listrik, jumlah pengguna kendaraan bermotor lebih banyak. Indonesia juga belum siap mengelola sampah baterai. Nanti pengisian baterai dengan membakar batu bara pula. Repot.

Budi Sumadi: satu mobil wajib 4 orang, sedangkan para orang kaya bisa punya lebih dari satu mobil. Mana ada warga Jakarta (orang kaya) yang mau berjejalan dalam satu mobil, sedangkan punya banyak stok? Lalu jumlah sepeda motor lebih banyak daripada mobil.

Siti Nurbaya: menerapkan pajak kendaraan beremisi tinggi. Bagi orang kaya, pajak tinggi bukan hambatan. Telat bayar juga tidak masalah. Siti berpikir, hanya kendaraan bermotor penyebab utamanya.

Siti menepis dugaan polusi udara karena adanya PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. "Tidak tepat sebab hasil analisis pemantauan 2019 menunjukkan pergerakan pencemaran ke Selat Sunda bukan ke Jakarta," katanya dalam Rapat Terbatas Kabinet, Senin, 14/8/2023.

Memangnya angin tidak berhasrat bertiup ke Jakarta, Bu?

Ide apa lagi? Mewajibkan seluruh warga beralih kendaraan publik? Para pengusaha mobil takkan tinggal diam. Lalu bagaimana nasib pemilik jalan tol jika begitu.

Melansir katadata.co.id, asap knalpot bukan satu-satunya sumber polusi. Jakarta dikelilingi 418 fasilitas industri dalam radius 100 km, di mana 136 di antaranya beremisi tinggi. Di Jabodetabek 240 ribu ton sampah dibakar tiap tahun. Jumlah ini sama dengan 12,6 juta ton CO2/tahun (hampir setara pembakaran hutan di Kalimantan pada 2021).

Yang agak masuk akal adalah ide Jokowi, yakni pindah ke IKN di Kalimantan Timur. Meski sejak awal penetapannya sudah ada penolakan dari berbagai pihak. Beban Jakarta sudah terlalu berat. Polusi udara, air, kemacetan dan banjir yang tiap tahun makin sulit ditangani. Jika ibu kota pindah, harapannya penduduknya tidak hanya terpusat di Jakarta. Artinya polusi tidak akan separah saat ini.

Penutup

Yang jelas, makin tinggi intensitas manusia memakai produk teknologi, selalu ada polusi dan dampak negatif yang harus diterima. Pindah ke IKN pun tidak jaminan bebas polusi. Kiranya dari setiap ide solusi bisa diterapkan yang paling efektif dan minim risiko. --KRAISWAN 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun