Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #31

12 Juli 2023   18:31 Diperbarui: 12 Juli 2023   18:37 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nongkrong di kafe sebelum berpisah dengan Yanti | foto: KRAISWAN

Selain jalan-jalan ke Jogja, dalam liburan bulan Desember ini Kris dan Yanti bisa menikmati waktu mengobrol di beberapa tempat di Salatiga.

Kami nongkrong di kedai kopi sambil mendiskusikan buku dan makan di restoran. Lalu makan duren (pemberian teman) di taman Kota. Pas, kami berdua pecinta duren. Lalu kami juga berkesempatan menikmati indahnya malam di Salatiga.

Liburan Yanti di Salatiga menjadi kesempatan bagi kami bersama-sama mengakhiri 2018 dengan penuh syukur. Kehadiran Yanti sebagai pasangan hidup membuat Kris lebih percaya diri dan optimis menyongsong hari depan. Ada sosok yang bisa diajak bertukar pikiran, berbagi pergumulan dan berdoa bersama.

Kris bersyukur bisa menikmati akhir tahun 2018 dengan bapak-ibu, sedangkan Yanti belum. Diceritakan oleh Yanti, setiap momen pergantian tahun, semua keluarga besarnya akan berkumpul.

Tidak ada budaya demikian dalam keluarga Kris. Mau hari Natal, malam pergantian tahun, ulang tahun atau hari biasa; tetap sama. Berlalu begitu saja.

Kota Salatiga yang dingin menjadi saksi kebersamaan kami. Selesai mengikuti ibadah tutup tahun di gereja Kris, aku mengajak Yanti nongkrong di salah satu sudut kota. Susu segar yang hangat menemani sharing kami malam itu.

Ingin rasanya aku berlama-lama dengan Yanti di malam itu. Tapi tidak bisa, sebab aku harus mengantarkannya ke rumah temannya, Christina, di daerah Ungaran. Ia akan menginap di sana. Beberapa waktu sebelumnya, kami pernah membantu temannya angkat-angkat barang. Temannya itu baru pindahan. Sehingga di malam pergantian tahun, rumah baru mereka sudah bisa ditempati.

Niatnya Kris hanya mengantar Yanti, lalu bergegas pulang. Tapi ternyata Kris 'terjebak' dalam keluarga orang Batak. Semua keluarga dan teman-teman Christina berkumpul. Mereka semua adalah orang Batak, hanya Kris yang Jawa.

Setiap malam pergantian tahun, orang Batak menyelenggarakan ibadah keluarga, lalu sharing dan saling mendoakan. Kris menjadi kikuk, karena mereka semua berbicara dalam Bahasa Batak. Ingin rasanya Kris melompat ke dimensi semesta yang lain saat itu juga.

Syukurnya, Yanti yang duduk di samping Kris sesekali menerjemahkan, meski Kris terlambat merespons. Misal mereka membicarakan hal lucu, Kris baru tertawa saat semua sudah diam dan berganti cerita.

'Terjebak' dalam lingkungan orang Batak | foto: KRAISWAN
'Terjebak' dalam lingkungan orang Batak | foto: KRAISWAN

"Seperti ini gambarannya kalau di orang Batak ya, Kris," ujar opung---ibu mertua Christina. O, jadi untuk bertemu keluarga Batak pun ada latihannya? Kris makin mensyukuri waktu liburan dengan Yanti ini. Ada hal-hal yang Tuhan siapkan dalam diri kami.

Kesan galak karena intonasi suara tinggi yang umum pada orang Batak tidak nampak di keluarga Christina. Mereka justru ramah dan hangat.

Saat Kris memutuskan untuk berpacaran dengan orang Batak, mau tidak mau harus belajar dalam budaya dan tata cara mereka, termasuk dalam berbahasa. Yanti sudah 'mencuri' start, karena empat tahun lebih tinggal di Jawa. Sudah tahu sedikit-sedikit budaya dan bahasa orang Jawa. Sedangkan bagi Kris baru pertama kali ada di komunitas orang Batak.

Kami diajak makan malam sekalian di rumah Christina. Setelah itu acara sharing-sharing. Mau pamit saat sesi sharing itu rasanya sungkan, akibatnya saat mereka selesai sudah berganti hari dan tahun. Kris disarankan menginap. Apa boleh buat.

Keesokan harinya, Kris tidak langsung pulang. Kami pamit sebentar untuk makan siang bersama. Disebabkan jalanan masih macet, efek tahun baru, kami mencari tempat makan yang mudah dijangkau. Kami putuskan makan di restoran steak, tidak jauh dari rumah Chris.

Makan siang bersama menu steak | foto: KRAISWAN
Makan siang bersama menu steak | foto: KRAISWAN

Selesai makan, kami masih mendiskusikan buku PA. Sesuai komitmen pada awal pacaran. Setiap bertemu, mengusahakan untuk PA bersama. Kami bingung mau PA di mana, sebab jalanan masih macet. Mulanya mau ke daerah Bandungan yang sejuk. Tapi macet parah.

Maka kami putuskan mengunjungi Taman Doa Getsemani. Terlebih dahulu kami berdoa pribadi di tempat ini. Ada bilik-bilik kamar semacam goa buatan untuk pengunjung bisa berdoa. Setelah berdoa, barulah kami mendiskusikan buku.

Saking serunnya, kami pindah beberapa tempat agar tidak mengganggu pengunjung lain. Tidak hanya hal serius, materi PA ini kadang memicu kami membagikan hal yang lucu. Maka gelak tawa pun tak bisa kami tahan. Sampai kami ditegur oleh petugas, "Sudah berdoa, Mas? Harap tenang ya!" Di tempat ini memang wajib menjaga ketenangan. Namanya juga tempat doa.

Berfoto setelah selesai PA | foto: KRAISWAN
Berfoto setelah selesai PA | foto: KRAISWAN

Setelah dirasa cukup, aku segera mengantar Yanti ke rumah Chris, dan aku pulang ke rumah. Besoknya, aku akan mengantar Yanti ke stasiun untuk kembali ke Jakarta. Seperti biasa, dalam waktu pertemuan yang terbatas kami maksimalkan untuk berbagi.

Kami memilih sebuah kafe di dekat stasiun Poncol agar Yanti tidak terburu-buru. Kafe ini unik, karena menyajikan menu minuman rempah---sebagaimana dikerjakan Yanti. Sambil menyeruput minuman hangat, kami sharing banyak hal. Dari kesan dalam liburan ini sampai harapan ke depan. Khususnya untuk Kris yang belum mendapat pekerjaan.

Nongkrong di kafe sebelum berpisah dengan Yanti | foto: KRAISWAN
Nongkrong di kafe sebelum berpisah dengan Yanti | foto: KRAISWAN

Liburan ini cukup memuaskan. Cukup mengobati rasa kangen setelah Kris 'kabur' 3 bulan ke Lombok. Semoga Kris segera mendapat pekerjaan agar persiapan pernikahan makin mantab. --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun