Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #28

19 Juni 2023   12:26 Diperbarui: 19 Juni 2023   13:19 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi rumah warga akibat gempa | foto: KRAISWAN

Seolah ini hanyalah urusan Kris, padahal kami sudah pacaran. Sejak semula, kami sepakat untuk menghadapi semua masalah bersama-sama, sekecil apa pun. Di titik ini Kris mengakui ego dan ambisi diri yang sangat tinggi. Kris menganggap Yanti akan bisa memaklumi keputusan Kris.

Katanya ingin menikah, tapi bukannya segera mencari pekerjaan dan menabung, malah menjadi relawan. Tiga bulan tidak berjumpa, tidak PA bersama. Pasti bakalan kangen, baper dan galau.

Syukurnya, setelah Kris memberi beberapa penjelasan, dengan rendah hati Yanti menghormati keputusan Kris. Yanti tahu passion Kris di bidang pendidikan, bahkan pergumulan untuk mengajar di pedalaman sejak mengerjakan tugas akhir.

Positifnya, dengan menjadi relawan di Lombok ini menjadi 'studi lanjut' bagi Kris dan Yanti dalam berpacaran. Bagi Kris khususnya, karena digembleng lebih lagi dalam hal mental, sosial, dan spiritual. Kini, relasi kami tidak hanya antar-kota, tapi antar-pulau. Sanggupkah kami saling setia, terus mendukung dan tetap mengandalkan Tuhan?

Kris berangkat bersama satu relawan dari Semarang. Kesulitan Kris di awal adalah harus beradaptasi dengan orang baru dan juga budaya yang berbeda. Rekan Kris juga hanya sebentar di Lombok, lalu pulang, digantikan dengan relawan lain silih berganti.

Gempa berkekuatan lebih dari 6 SR telah meluluhlantakkan Lombok, khususnya bagian utara. Rumah warga banyak yang hancur, puing-puingnya menyisakan kesedihan. Barang-barang yang masih bisa diselamatkan ditaruh ala kadarnya.

Kondisi rumah warga akibat gempa | foto: KRAISWAN
Kondisi rumah warga akibat gempa | foto: KRAISWAN

Kondisi di lapangan tidak seperti kekhawatiran Kris. Suasananya terbilang kondusif, meski sekali-dua Kris turut merasakan gempa susulan. Kris bisa enjoy mengajar anak-anak SD di tenda darurat, berinteraksi dengan masyarakat Sasak (suku asli Lombok), mendapat kenalan dan keluarga baru serta belajar banyak hal.

Mengajar anak-anak di tenda darurat | foto:KRAISWAN
Mengajar anak-anak di tenda darurat | foto:KRAISWAN

Tantangannya, Jawa (WIB) dan Lombok (WITA) punya selisih waktu satu jam. Saat Kris punya waktu luang di petang hari, Yanti masih ada pekerjaan di kantornya. Seringkali membuat komunikasi tidak lancar, timbul beberapa salah paham.

Saat menjadi relawan ini Kris merasakan kasih dan perhatian Yanti. Kami mengusahakan komunikasi yang lebih intens dan romantis melalui video call WA. Puji Tuhan sinyalnya mendukung. Menjaga komunikasi itu penting, apalagi LDR antar-pulau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun