Di salah satu restoran tidak jauh dari mal, kami menyantap makan malam dan membahas satu bab buku untuk PA. Di tengah perjuangan Kris mencari kerja, harus bisa memaksimalkan waktu untuk terus belajar dengan Yanti. Ini yang kami sebut pacaran berkualitas.
Ternyata ruang penghidupan Kris memang bukan di Jakarta. Dua minggu sejak tes, tidak ada kabar apa pun. Aku sudah menanyakan via email, tidak ada balasan. Aku tidak diterima. OK, perjuanganku hanya sampai di tes Bahasa Inggris.
Aku tidak berniat melamar ke sekolah lain di Jakarta. Aku justru membuka diri pada kota lain untuk berkarya. Lagi pula, sejak pertama menginjakkan kaki di Jakarta, Kris tidak cocok dengan atmosfer lingkungannya. Aku memberanikan diri ke Jakarta semata-mata demi mendukung relasiku dengan Yanti.
Singkat cerita, Kris jadi mengirimkan berkas cetak ke Surabaya yang kapan lalu hendak dikirim via kantor pos. Kris segera dipanggil untuk melakukan wawancara, langsung tes materi. Hasilnya? DITOLAK, meski sudah melakukan tes ulang.
Berapa lama aku akan menyandang gelar jobless? --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H