Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Beda Adat, Siapa Takut? #24

22 Mei 2023   13:55 Diperbarui: 22 Mei 2023   14:15 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joging bersama | dokumentasi pribadi

Apa yang dilakukan pasangan dalam pacaran? Normalnya jalan berdua, makan bareng, belanja, curhat, nonton atau sekedar nongkrong. Jangan lupa berfoto.

Namun, tidak begitu dengan Kris dan Yanti. Kami tidak ingin menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang. Tidak ingin hanya mengalir seperti air. Ada banyak tugas dan target yang harus kami selesaikan.

Selain perbedaan latar belakang budaya (Jawa-Batak), nilai dalam keluarga serta pengenalan karakter harus lebih dulu dijembatani. Ditambah lagi dengan kondisi LDR. Cukupkah pertemuan 1-2 bulan sekali menolong pengenalan kami hanya dari 'kulit' masing-masing?

Dengan pimpinan Tuhan, kami dibukakan cara membangun prinsip berpacaran yang benar, yaitu memperjuangkan pertumbuhan relasi. Sejak sebelum pacaran, kami telah berjuang dalam berdoa bersama. Maka, demi menjaga pertumbuhan relasi kami tetap berdoa bersama selama berpacaran.

Kami menyepakati pokok-pokok doa berdasarkan pergumulan yang dialami. Kami merekapnya di Microsoft Excel. Seiring berkembangnya media sosial, kami mencatatnya di chat WhatsApp. Unik, bukan?

Mulanya Kris berpikir, kalau sudah jadian (pacaran) kenapa masih harus berdoa bersama? Nampaknya ini pemikiran mainstream kaum Adam. Namun, Kris disadarkan bahwa,

Doa bukanlah mantra untuk mengabulkan semua keinginan kita, melainkan gaya hidup yang terus mengandalkan Allah.

Doa menjadi pilar relasi Kris dan Yanti. Hal ini yang harusnya menjadi standar hidup anak-anak Tuhan. Kebanyakan orang yang menunjukkan hanya kebaikan diri kepada pasangan. Takut kalau mengecewakan, khawatir kalau doi menolak, dan alasan serupa yang justru bisa menjadi bom waktu dalam relasi.

Jika ini yang terjadi, maka hubungan tidak akan bertahan, boro-boro bertumbuh. Bisa menimbulkan pertengkaran tak berujung, bahkan jika sudah menikah berpotensi bercerai karena tidak ada keterbukaan.

Kami ingin terbuka sebanyak mungkin, tentang semua hal kepada pasangan. Latar belakang keluarga, kehidupan pribadi, luka di masa lalu, visi hidup, pandangan tentang sesuatu, termasuk lawan jenis yang pernah kami doakan/ pernah dekat. Ini penting untuk membangun fondasi relasi yang kokoh.

Jangan sampai nanti setelah menikah baru tahu borok pasangan, lalu kecewa, lalu mengatakan tidak cocok, ujungnya bercerai. Memangnya apa saja yang dilakukan selama pacaran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun