Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Soh Rui dan Rikki dalam SEA Games 2023: Lawan di Lapangan, Kawan di Kehidupan

17 Mei 2023   14:38 Diperbarui: 30 Oktober 2023   22:03 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEA Games 2023 menyita banyak perhatian kita. Baik yang suka olahraga, maupun tidak. Betapa tidak, ada beragam momen mewarnai ajang olahraga se-Asia Tenggara ini. Dari yang menyebalkan sampai yang membahagiakan.

Dalam pelaksanaannya tidak semua berjalan lancar. Seperti misalnya terjadi di Kamboja. Podium SEA Games gelap tanpa pencahayaan memadahi. Sampai harus dibantu dengan lampu mobil. Lalu tim sepak bola Indonesia hanya diberi kursi plastik di ruang ganti. "Seperti di kondangan," ujar netizen.

Atas insiden 'kursi platik' ini, Menpora Dito pun memaklumi. Namanya juga negara baru mau berkembang. Kamboja diharapkan melakukan evaluasi terkait penyelenggaraan SEA Games. Banyak hal mesti ditingkatkan sejak dari persiapan.

Tim Indonesia meraih pencapaian yang cukup membanggakan. Per 14 Mei 2023, pukul 00.41 WIB Indonesia berada di posisi ketiga dengan raihan 70 emas, 60 perak, dan 80 perunggu. (detik.com)

Di cabang sepak bola Timnas Indonesia U-22 unggul 5-2 atas Thailand dengan meraih medali emas, meski dengan beberapa catatan kartu merah bagi ketua tim. Capaian ini sangat mengharukan bagi Indonesia setelah penantian selama 32 tahun. Selamat Garuda Muda Indonesia!

Apalagi, timnas sepak bola Indonesia dan para penggemarnya baru saja 'terluka' karena FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia. Kemenangan Indonesia ini bak obat yang meredakan luka tersebut.

Indonesia unggul 5-2 dari Thailand | foto: IG/erickthohir
Indonesia unggul 5-2 dari Thailand | foto: IG/erickthohir

Namun, ada satu momen yang tak kalah menarik perhatian kita. Yakni dalam cabang olahraga 10.000 meter (Kamis, 11/5/2023). Di sisa 5 lap terakhir Rikki Simbolon yang berada di urutan pertama, hendak mengambil air minum yang disediakan panitia. Sayang, ia gagal dan gelasnya jatuh.

Di belakangnya, posisi runner up, pelari asal Singapura Soh Rui Yong berhasil mengambil segelas air, menyiramkan sebagian ke kepalanya lalu memberikan sisanya kepada Rikki. Wow! Respect!

Dalam unggahan di Instagram, Rikki menuliskan sikap sportivitas yang ditunjukkan Soh Rui mengajarkan padanya bahwa dalam suatu pertandingan attitude dan karakter adalah hal yang paling utama.

Ilustrasi Soh Rui memberi minum pada Rikki | foto: IG/ runsohfast
Ilustrasi Soh Rui memberi minum pada Rikki | foto: IG/ runsohfast

Aksi Soh Rui ini pun banjir pujian oleh warganet Indonesia khususnya. Rui meraih medali perak dengan capaian waktu 31 menit 10,7 detik di garis finish---di belakang Rikki yang menyabet emas dengan capaian waktu 31 menit 8,85 detik.

Kemenangan Rikki adalah kemenangan Rui juga. Kenapa bisa begitu? Bagi Rikki, inilah kali pertama dia ikut dan menang SEA Games sekaligus. Pertama kalinya ia bertemu Rui dan pertama kali mendapat perlakuan istimewa dari atlet negara lain.

Rikki pun mengucapkan terima kasih, tapi justru dibalas oleh Rui. Baginya, Rikki ternyata berperan dalam mendorongnya untuk mencetak rekor baru sepanjang sejarah Singapura. "Saya berterima kasih kepada Rikki," ungkapnya pada VOA Indonesia.

"Dengan Rikki yang terus dorong kecepatannya, menantang saya untuk bisa lebih baik lagi... Ternyata pecahkan rekor nasional sekitar 1,3 detik lebih cepat." Bagi Rui, inilah medali emas pertama bagi Singapura setelah 40 tahun penantian!

Mari kita ambil benang merah dari kisah Rui dan Rikki. Bertanding mewakili negara adalah sebuah kebanggan sekaligus tanggung jawab yang tidak mudah. Jika menang, apalagi jika meraih medali emas negara kita ikut dipuji. Jika belum meraih juara, ada rasa sedih atau menyesal karena belum bisa mengharumkan nama bangsa.

Namun, dalam sisi kemanusiaan ada pertalian yang melebihi batas negara. Pertalian itu disebut sportivitas. Di lapangan, peserta dari negara lain adalah lawan. Namun, dalam kehidupan ia adalah kawan--sesama manusia.

Nilai-nilai kemanusiaan yang dibungkus dalam sportivitas berhasil dikristalkan oleh Soh Rui dalam lomba lari di SEA Games 2023. Respect buat Soh Rui!

Sportivitas semacam ini harusnya dijunjung tinggi oleh semua peserta maupun suporter olahraga. Dalam sepak bola khususnya, di mana seringkali terjadi pertikaian antar-suporter. Entah sesama negara Indonesia, atau antar-negara. Tidak perlu mengedepankan ego dalam olahraga.

Akhir kata, selamat untuk atlet Indonesia untuk semua pencapaiannya. Junjung tinggi sportivitas! --KRAISWAN 

Referensi: 1, 2, 3, 4, 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun