Tidak ingin menghasilkan strawberry generation
Kami bersyukur untuk tumbuh-kembang anak kami yang demikian baik. Tubuhnya sehat, respons dan motoriknya juga bagus. Dia bahkan bisa menggunakan akalnya untuk meniru maupun melakukan yang ia inginkan. Meski terkadang dilakukan dengan bermacam tingkah yang agak berbahaya.
Sebisa mungkin kami terus awasi dan dampingi anak kami. Kalau dia pas ingin naik-naik, kami dampingi, dia ingin melakukan apa. Jika mengambil benda yang berbahaya, misalnya cutter atau pisau, pasti langsung kami alihkan dengan benda lain.
Kalau di gereja, selesai acara Sekolah Minggu, biasanya dia akan naik turun tangga sambil pegangan di pembatasnya. Kami temani dia, entah untuk 2-3 putaran.Â
Anak kami juga sudah jago naik motor sendiri. Biasanya aku pulang kerja sebentar, lalu ngelesi. Karena doi sudah excited mau naik motor, aku ajak dia muter kompleks sekali. Sesekali kami ajak anak kami main perosotan di taman kompleks. Begitu pun dia sudah senang.
Tidak ada yang salah dengan anak bayi yang banyak tingkah, itu justru tanda bayi sehat. Selama kita mengawasi dan mendampingi dia belajar justru membentuknya menjadi pribadi yang tangguh, bukan strawberry generation. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H