Pernah ada cerita unik, sekaligus miris. Terjadi pada murid kelas 6 SD yang akan melakukan praktikum IPA oleh gurunya.Â
Anak diminta mengupas kabel untuk membuat rangkaian listrik. Entah bagaimana, kabelnya bisa mengeluarkan darah! Maksudnya, salah satu anak teriris jarinya.
Rupanya, dia tidak pernah memakai cutter. Mungkin malu kalau orang lain tahu, sudah kelas 6 masa tidak bisa memakai cutter. Niatnya pengen mencoba sendiri, ternyata susah. Alih-alih kabelnya yang terkelupas, malah kulit jarinya. Ngeri kan?
Murid seperti ini diduga selama di rumah dia tidak pernah diberi kesempatan untuk mencoba dan belajar mandiri.Â
Segala sesuatunya disiapkan. Mau apa tinggal panggil Mbak (helper). Ada kesusahan apa, Mbak yang membereskan. Atau guru les, kalau perihal materi pelajaran. Inilah yang membentuk generasi stroberi.
Strawberry generation dihasilkan dari strawberry parents (orang tua stroberi)
Orang tua jenis ini tidak mendidik anak dengan benar. Niatnya mungkin baik. Memberi semua yang anak inginkan (bukan butuhkan), bahkan secara berlebihan.Â
Kalau anaknya mengalami masalah, orang tuanya yang maju. Bukannya ditegur, tapi dilindungi. Anak tidak dipercaya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak tidak boleh membuat rumah kotor, tidak boleh melakukan hal yang berbahaya.
Generasi semacam ini, kelak jika sudah besar akan semaunya sendiri, bossy, suka pamer dan tidak tahu tata krama. Bahkan bisa melakukan tindak kekerasan. Contohnya seperti Mario Dandy anak Pejabat Dirjen Pajak yang suka pamer itu.
Anda mau punya anak seperti itu?