Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Devina-Keysha: Yang Berprestasi Harus Diviralkan

2 Februari 2023   14:14 Diperbarui: 2 Februari 2023   14:23 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Devina-Keysha menari di depan Agnez Mo | foto: IG/agnezmo via liputan6.com

Kebanyakan masyarakat Indonesia menyukai sesuatu yang viral. Entah baik atau buruk, apakah bermanfaat atau tidak, membangun atau tidak; itu urusan belakang. Yang penting viral.

Dunia viralisme ini oleh Deny Siregar sebagai dunia yang kejam, karena memberikan sensasi semu dan popularitas sesaat. Belakangan jika "kadar" viralnya sudah berkurang bahkan habis, dilupakan begitu saja oleh masyarakat.

Kapan lalu beredar video dua orang siswa (laki-laki dan perempuan) menari di lapangan sekolahnya. Keduanya menjadi viral karena tersebar tangkapan layar percakapan WhatsApp yang menghujat mereka. Kedua siswa menari dengan sangat lincah, percaya diri dan nampak berbakat.

Sayang, warganet menanggapi dengan negatif. Mereka justru dianggap generasi rusak karena terpapar budaya barat. Pengirim pesan dalam tangkapan layar juga heran, kenapa ada kurikulum dansa dalam ekstrakurikuler di sekolah.

Apakah keahlian menari (berdansa) otomatis menghilangkan kecintaan terhadap tanah air?

Meski mendapat tanggapan negatif, Devina dan Keysha justru mendapat banyak dukungan dari Mendikbudristek Nadiem Makarim, Menparekraf Sandiaga Uno hingga Agnes Mo.

Agnez Mo, penyanyi tanah air yang sudah go international bahkan sampai mencari dua siswa berbakat tersebut. Melalui IG story, Agnez meminta info dari netizen untuk mencarikan dua siswa tersebut. Tidak sulit menemukannya, tak lama kemudian Agnez pun bertemu mereka.

Dalam pertemuannya dengan Agnez, Devina-Keysia menari di depan pelantun lagu "Tak Ada Logika" ini. Agnes menunjukkan ekspresi wajah senang dan bangga melihat penampilan mereka di studio Eventori. Ia menyayangkan komentar negatif masyarakat yang menganggap keduanya terpapar budaya asing dan generasi rusak.

Agnes menegaskan, di tengah maraknya orang membuat konten viral tapi merusak, seperti mandi lumpur tengah malam misalnya, mestinya prestasilah yang diviralkan agar menginspirasi anak-anak muda lainnya. Popularitas Fajar Sadboy yang bakat menangis dibanding Nono juara 1 olimpiade matematika dunia juga menunjukkan selera sebagian masyarakat yang rendah hanya karena label viral.

Agnez mengunggah di IG story untuk mendukung Devina-Keysia, "Tolong pertemukan saya dengan dua anak ini sehingga saya secara pribadi bisa memberi selamat kepada mereka. Punya prestasi itu membanggakan. Bukan sesuatu yang harus disembunyikan atau bahkan dibikin 'malu'. Aduh, mau gimana generasi muda mau termotivasi, kalo caranya gini."

Devina-Keysha menari di depan Agnez Mo | foto: IG/agnezmo via liputan6.com
Devina-Keysha menari di depan Agnez Mo | foto: IG/agnezmo via liputan6.com

Devina Anindita dan Keysa Aditia Putra Winardi, dua pelajar SMPN 1 Ciawi Bogor yang berhasil mengharumkan nama Indonesia melalui kompetisi dance sport. Dance sport adalah dansa ballroom yang diwarnai dengan kompetitif dan berbeda dengan tarian sosial atau pertunjukan. Dance jenis ini juga memberi kesempatan bagi mereka yang kurang beruntung, yakni Para Dance Sport dengan setidaknya salah satu penari menggunakan kursi roda.

Dance sport ini disetujui dan diatur oleh organisasi dance sport di tingkat nasional dan internasional seperti World Dance Sport Federation agar mendapat pengakuan untuk mengadakan olimpiade.

Tak tanggung-tanggung, Devina dan Keisha (panggilan keduanya) merupakan atlet peraih 3 medali emas untuk Kabupaten Bogor dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2022.

Dalam wawancara singkat bersama Sekjen Kemendikbudristek, Ir. Suharti, MA, Ph.D, Devina dan Keysha menyampaikan bahwa sejak kecil sudah menyukai dunia tari. Mulanya, sang pelatih yang adalah rekan kakak Devina sedang mencari generasi penerus dance sport.

Sang pelatih meminta Devina mencari teman laki-laki untuk menjadi partner menari. Ia pun menghubungi Keysha. Kegiatan menari mereka dilakukan di luar sekolah. Jadi komentar netizen sok tahu bahwa dance sport ada dalam kurikulum ekstrakurikuler sekolah sepenuhnya salah.

Awal mula video mereka beredar di media sosial yakni saat gurunya meminta Devina-Keysha menunjukkan talenta setelah memenangkan medali emas pada Porprov Jawa Barat XIV Tahun 2022 Cabang Olahraga Dance Sport. Sebenarnya ada 3 siswa, namun entah mengapa hanya mereka yang disorot.

Dalam sesi wawancara itu Devina-Keisha menyampakan harapan untuk meraih prestasi di kancah internasional. Mereka berharap Kemendikbudristek dapat terus mendukung mereka meraih berprestasi. Dukungan yang diharapkan yakni pelatihan ke luar negeri, hingga fasilitas memadahi untuk terus mengembangkan talenta mereka.

Di akhir sesi, Devina berpesan kepada para anak muda yang memiliki bakat di bidang olahraga untuk terus digeluti sesuai kemampuan masing-masing. Keisha juga berpesan agar mereka yang memiliki bakat dan prestasi untuk terus maju, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Wawancara ditutup dengan pemberian hadiah berupa laptop bagi kedua siswa berprestasi tersebut. Sekjen Suharti berharap hadiah tersebut dapat memacu mereka untuk terus belajar di bidang akademik maupun non-akademik.

Devina-Keysha bersama Sekjen Kemendikbudristek Suharti | foto: Tangkapan layar YouTube Pusat Prestasi Nasional via detik.com
Devina-Keysha bersama Sekjen Kemendikbudristek Suharti | foto: Tangkapan layar YouTube Pusat Prestasi Nasional via detik.com

Tidak ada yang salah dengan bakat Devina-Keysha. Yang salah adalah sudut pandang sempit sekelompok masyarakat dalam menilai bakat anak. Ini yang disebut kemunduran dalam berpikir. Dance sport ini membutuhkan bakat khusus, tidak semua orang bisa melakukannya. Levelnya bahkan internasional. Jadi, kalau ada anak Indonesia yang memiliki bakat dan prestasi di bidang ini, justru membanggakan.

Bandingkan dengan aksi Sultan Akhyar, dalang ngemis online yang memperdaya nenek-nenek untuk mandi lumpur di tengah malam. Ini tidak ada prestasinya blas. Ini yang cocok diberi gelar mempermalukan bangsa. Paham dong bedanya...

Devina-Keysha, Nono, dan anak-anak Indonesia lain yang berprestasi harus kita dukung dan viralkan. Yang viral sesaat, yang sesat pikir kita tinggalkan. --KRAISWAN 

Referensi: 12345

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun