Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guruku Menyebalkan, Suka Menyita Barang

30 Januari 2023   15:38 Diperbarui: 30 Januari 2023   15:42 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru sedang mengajar | foto: Antara/Syaiful Arif via medcom.id

Hal apa dari guru Anda yang membuat terkesan? Karena galak, suka marah-marah, pelit nilai, kalau mengajar monoton, banyak memberi tugas, tidak bisa bercanda, atau... justru karena suka menyita barang...?

Di sekolah, anak-anak tugasnya belajar. Barang-barang yang dibawa seyogianya juga yang berkaitan, yang relevan dengan kegiatan pembelajaran. Misalnya, karena ada kegiatan memotong murid diwajibkan membawa gunting atau cutter. Untuk percobaan sains, murid diharuskan membawa korek api.

Tapi apa jadinya kalau ada murid memakai barang yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran? Bukannya membuat nyaman, malah menyebabkan kericuhan di dalam kelas.

Pengalaman ini aku alami dalam Pelajaran Tematik bersama para murid-muridku, jenjang SD. Entah didorong rasa bosan karena durasi pelajaran yang panjang (3 JP) setiap hari, atau karena saking banyak barang yang harus dioperasikan dengan tangan.

Sekali dua aku tegur agar barang yang tidak sesuai ini tidak digunakan di jam pelajaran. Ada juga yang setelahnya belajar Sains, harus memakai baterai dan kabel. Tapi karena masih di jam Tematik, aku tidak mengizinkan mereka menggunakannya. Jika sudah sering ditegur, tapi barang masih digunakan, sanksi pun diterapkan: sita!

Tidak ada aturan tertulis tentang sita-menyita barang ini. Tapi setiap guru punya wewenang untuk mendisiplin murid, apalagi jika teguran tidak diindahkan. Murid harus tahu menghargai guru dan teman-temannya dalam setiap proses pembelajaran. Begini kira-kira pengalaman para murid.

***

1) Ruangan ini terasa panas. Padahal AC-nya menyala, pelajaran Tematik. Aha, sebaiknya aku menggunakan kipas kesayanganku. Sssraakk! Ups, aku terlalu bersemangat membuka kipas. Teman-temanku kaget, guru menoyorotiku. Alhasil Mr mendekat ke arahku, langsung menyita kipas itu. Jadi makin panas deh! Kapan kipasnya dikembalikan Mr?

2) Seperti biasa, pelajaran Tematik ini lama dan membosankan. Belajarnya setiap hari, materinya banyak, tugasnya juga. Aku tidak bisa menghafal semua materi. Mr juga kalau bicara cepat banget. Aku punya gunting. Meski pelajaran Tematik tidak memakai gunting, aku pakai saja gunting ini untuk memotong-motong kertas.

Tapi gawat, ternyata Mr melihat ulahku! Kemarin temanku ditegur karena memain-mainkan gunting. Kini, guntingku di sita Mr. Besok kalau ada kegiatan menggunting bagaimana...?

3) Aku adalah master rubik. Bisa jadi satu-satunya di sekolah ini. Teman-teman, kalian acak saja rubik kubus 3x3 ini. Serumit apa pun kalian mengacak, aku dapat menyelesaikannya dengan cepat. Siapa berani beradu cepat denganku, ke sini!

Suatu hari, temanku mengacak rubik baruku. Itu terlalu gampang untuk aku selesaikan. Sebentar lagi bel masuk berbunyi, tapi tak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya. Tiba-tiba Mr masuk, dan tanpa memberi intro Mr menyita rubik kesayanganku. Padahal aku hampir menyelesaikannya. Aku mau tukar dengan rubik lain juga Mr tidak mengizinkan. Sungguh menyebalkan!

Ilustrasi barang-barang yang disita guru | olah: KRAISWAN
Ilustrasi barang-barang yang disita guru | olah: KRAISWAN

4) Aku suka bermain origami. Aku bisa membuat bermacam-macam benda dengan kertas lipat: burung, pesawat, bahkan shuriken (senjata khas dalam kartun Naruto). Aku bisa memberi hiasan yang aku suka pada mainan kertas lipatku. Saking serunya, aku memainkan 'suriken' di kelas saat pelajaran. Apes, Mr melihatnya dan menyitanya. Tak apalah, aku bisa membuat yang baru.

5) Aku punya bolpoin kesayangan. Bolpen ini istimewa karena ada mainan yang bisa melontarkan semacam bola yang ada talinya. Saat Mr berbicara panjang lebar di depan kelas, aku bisa memainkan untuk menghibur rasa bosan. Agar lebih seru, aku lontarkan bolanya pada temanku. Supaya temanku tidak bosan. Ya, aku memang murah hati. Saking serunya, Mr melihat ulahku, dan bolpoinku disita.

6) Aku suka membaca buku. Dari ensiklopedi, dinasaurus, teknologi, sains sampai komik; semua aku suka! Suatu hari temanku membawa komik ke sekolah. Aku diizinkan meminjamnya. Aku pun segera membaca. Saking serunya, aku membiarkan komiknya terbuka di halaman terakhir aku baca, lalu memasukkan begitu saja ke dalam tas.

Guruku sedang menjelaskan materi kepada teman yang belum mengerti. Jaraknya cukup aman dariku. Aku bisa melanjutkan membaca komik, tidak sabar untuk kelanjutan ceritanya. Seru sekali! Tiba-tiba...

Sat-set-hyat!!! Dalam hitungan kurang dari satu detik, komiknya pindah ke tangan guruku. Komiknya disita. Tapi itu kan punya temanku. Kalau temanku marah bagaimana? Apakah komiknya akan dikembalikan Mr? Aku kan mau tahu kelanjutan ceritanya...

***

Demikian adalah sebagian deskripsi bagaimana aku menyita barang murid-murid. Itu belum termasuk bola magnet bahkan HP yang dipakai di jeda jam pelajaran. (Di sekolahku, anak SD boleh membawa HP untuk keperluan media pembelajaran, antar jemput maupun pesan ojek online).

Penyitaan ini bukan tanpa alasan, melainkan karena mereka memakainya tidak pada waktu dan tempat yang tepat. Salah satu murid pemilik kipas terus mendesakku, bertanya kapan kipasnya akan dikembalikan.

O o... tunggu dulu. Bisa saja bulan depan, atau semester depan. Soalnya, belum lurus kelakuannya dengan kipas itu, si murid sudah bermain-main dengan guntingnya. Mana bisa dikembalikan begitu saja?

Ulah guru menyita barang ini tentu menyebalkan. Bisa jadi mereka kapok membawa barang ke sekolah. Atau, bisa diulangi jika bebal, karena merasa punya banyak cadangan barang untuk dimainkan. Apa pun itu, mereka harus tahu disiplin, tidak boleh sembarangan memakai barang saat pelajaran. Semoga usaha ini bisa dikenang sebagai sesuatu yang positif bagi para murid.

(Untuk barang berupa HP, aku biasanya langsung kembalikan saat pulang sekolah supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dengan catatan, kesalahannya tidak fatal.) --KRAISWAN 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun