"Teman tapi mesra". Barangkali topik ini yang cocok untuk artikel seri ini. Relasi ini menggambarkan pria dan wanita yang tidak/ belum pacaran, tapi kedekatannya melebih teman biasa. Tapi mesra dalam hubungan yang sehat dan batasan yang jelas.
Meski belum berpacaran, Kris dan Yanti boleh menikmati waktu berkualitas. Namun sangat beda dengan "teman tapi mesra" yang dijalani sejoli pada umumnya. Relasi kami lebih jelas karena melibatkan doa, sharing, target serta menjaga kekudusan dengan tidak melakukan hubungan fisik.
Tahapan-tahapannya juga jelas. Dari membuat kriteria, berdoa pribadi, mengungkapkan perasaan, doa bersama, jika memang sudah sama-sama sepakat baru berkomitmen untuk pacaran. Tujuan berpacaran pun jelas. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk mempersiapkan pernikahan. Kris dan Yanti bersyukur bisa menikmati quality time di beberapa kota.
Sedikit mengulas saat Kris masih di Surabaya... Pada liburan tengah tahun Yanti mengunjungi adik perempuannya di Salatiga yang masih berjuang menyelesaikan tugas akhir. Sebagai kakak yang baik, Yanti perlu memberi dukungan, pendampingan dan motivasi.
Di saat bersamaan, Kris sedang liburan sekolah, sehingga bisa menjemput Yanti dari Semarang Poncol lalu mengantar ke kos adiknya. Kris merasa sangat canggung, karena belum pacaran jadi tidak bisa berlama-lama di kos adiknya.
Pada kesempatan ini Kris mengajak Yanti ke Eling Bening Ambarawa. Di sinilah Yanti 'menginterogasi' Kris, lalu menyatakan bersedia berdoa bersama Kris. Dalam doa bersama, relasinya menjadi lebih akrab dan lebih besar peluang untuk saling mengenal.
Masa Kris sudah kembali ke Salatiga... Pada waktu yang tidak direncanakan, Kris berkesempatan bertemu orang tua Yanti. Yakni saat adik Yanti diwisuda, Oktober 2017. (Hanya berselang tiga bulan sejak kami sepakat untuk berdoa bersama.) Kris turut bahagia atas perjuangan kuliah adik Yanti yang mencapai garis akhir.
Ada kejadian unik saat Kris hendak memberi ucapan pada adik Yanti yang wisuda. Aku masih memberi ucapan pada temanku, sedang Yanti mencari keluarganya. Saat itu ada teman Perkantas yang memberi ucapan selamat pada adik Yanti dan memperkenalkan diri sebagai Kris. Spontan, mama Yanti merespons "O, yang ini (teman dekatmu)?" (Yanti sudah memberitahu teman dekatnya bernama Kris. Ada dua Kris di Perkantas.)
Wah enak saja. Kris yang dimaksud belum datang, ibu... Spontan teman-teman Perkantas---yang sebagian juga Yanti kenal---tertawa saking gelinya. Aku merasa dirugikan!
Setelah salam-salam, kami beranjak ke studio foto di pinggiran Kota Salatiga. Ada kafe di dekatnya, Kris menunggu di teras bersama bapak Yanti. Kris diwawancarai oleh bapak Yanti, sedang mamanya di dalam. Di momen ini aku tak kalah canggung. Mau memperkenalkan diri sebagai siapanya Yanti? Pacar, bukan. Teman biasa ya bukan. Teman dekat lah ya...