Mengutip National Geographic, banyak tumbuhan gurun bersifat semusim. Benihnya mungkin tidak aktif selama bertahun-tahun selama musim kering yang panjang. Ketika hujan datang, benih-benih itu bertunas dengan cepat. Tumbuh, mekar, menghasilkan benih baru, mati dan seringkali dalam waktu singkat. Hujan deras dapat mengubah gurun menjadi negeri penuh bunga hampir dalam semalam.
Gurun bisa menjadi sabana dengan teknologi
Bisa jadi, terlalu cepat menghubungkan fenomena ini dengan kiamat/ akhir zaman. Sebab hijaunya dataran Mekkah bukan peristiwa mustahil tanpa sebab. Ada peristiwa fisika yang mendasarinya, salah satu curah hujan yang tinggi secara terus-menerus. Kalau memang tanda akhir zaman, pasti lebih sulit dijelaskan dengan logika.
Lagi pula di zaman secanggih sekarang, dengan teknologi bisa dilakukan beberapa rekayasa pada cuaca. Melansir CNN Indonesia, tumbuhnya tanaman hijau di gurun bisa dibantu dengan modiifikasi teknologi.
Studi pada 2018 mengungkapkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Angin (PLTB) dalam jumlah besar dapat membantu proses penghijauan di daerah gurun. Efek pembangkit listrik ini dapat meningkatkan panas dan kelembapan di sekitar Gurun Sahara yang berpotensi tumbuhnya tanaman. Para peneliti menemukan peningkatan hujan rata-rata 0,25 mm/hari di daerah yang menggunakan PLTB.
Menurut Haramain Sharifain, blog lokal Saudi, pemandangan hijau di Saudi diperkirakan akan kembali gersang dan tandus setelah musim penghujan reda. Saudi yang terletak di daerah Timur Tengah memiliki iklim gurun yang gersang, biasanya hujan mengguyur hanya 2-3 hari/ tahun. Kita simak saja, apakah dataran ini akan menghijau permanen, atau nantinya betulan kembali gersang.
Penutup
Fenomena langka daratan Mekkah menjadi hijau tentu menimbulkan banyak tanggapan. Entahkah yang percaya sebagai tanda akhir zaman atau fenomena perubahan cuaca. Lebih penting, mari kita menjalani hidup yang Tuhan percayakan sesuai iman masing-masing, syukur bisa memberi manfaat bagi sesama. Sebab akhir zaman itu datangnya seperti pencuri, tiada seorang pun yang tahu. --KRAISWANÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H