Kapan lalu di medsos ada anak perempuan yang main lato-lato. Mungkin karena belum pro, bukannya di tangan, lato-lato terjerat di lehernya. Mungkin ingin tampil beda, memainkan lato-lato dengan leher... Syukurnya hanya bola plastik yang dipakai, kalau bola besi apa tidak tercekik lehernya?
Ada seorang perempuan yang mencoba memainkan lato-lato sambil direkam oleh adiknya. Karena saking semangat, lato-latonya lepas dari tangan, lalu membentur kepala adiknya, mewariskan benjolan yang aduhai.
Ada bapak-bapak memainkan lato-lato bola besar disaksikan anaknya yang masih kecil, sambil bertepuk tangan. Tak disangka, salah satu bolanya lepas dan menghantam anaknya. Apes. Bapaknya yang tenar, anaknya jadi memar.
Lato-lato online
Salah satu sisi positifnya, fenomena lato-lato ini melepaskan sejenak anak-anak kita dari jerat gadget. Tapi, malah ada juga aplikasi main lato-lato secara online. Meskipun tidak banyak yang memainkannya. Lebih seru main lato-lato yang asli dengan suara tek-tek-tek.
Ikut tren boleh, tapi harus selamat
Dari sejarahnya, permainan ini memang berisiko karena bisa menyebabkan kecelakaan. Sudah bagus bahannya diganti bola plastik, malah oleh netizen diganti bola besar sampai tabung gas. Untuk apa tenar dan viral kalau mencelakai diri sendiri dan orang lain? Seberapa tek-tek lato-latomu? Semoga kita tetap selamat. --KRAISWANÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H